CERITA DAN KARYA CORAT CORET SI MEGOL

Jumat, 18 Maret 2011

Bujang Muda dan Kakeknya

Suatu Hari di sebuah negeri bernama utopianesia.........

”kakek...lihat aku menemukan sebuah buku tua. Aku menemukannya saat aku sedang menggali tanah untuk membuat kolam ikan” Ucap Bujang Muda sambil memberkan buku bersampul kulit lusuh pada Kakeknya
kakek mengambil buku itu dan membaca halaman judulnya. Runtuhnya peradaban negara khatulistiwa tenggara. Baca kakek dalam hati. Ada perasaan menclos
” Kakek....apa judulnya? apa isinya?” tanya sang cucu yang berusia18 tahun. Aku lihat huruf-huruf dalam buku itu begitu asing. Spertinya itu aksara yang sangat kuno
” cucuku......ini jenis tulisan abjad latin...iya aksara latin.....” kakek membolak balik halaman demi halaman
”lalu apa kata buku tua itu?” tanya sang cucu dengan mata membelalak. Penasaran,
Kemudian kakek membuka halaman pertama. berjudul: Revolusi memang harus selalu memakan anaknya sendiri
Apa tulisannya kek? apakah ini buku petunjuk menuju sebuah harta karun
Kekek tertawa........” bukan...bujang muda, ini buku sejarah kehancuran sebuah negara”
”negara? negara apa kakek?” tanua Bujang Muda
”di sini tertulis negara khatulistiwa tenggara........” kakek kembali ke halaman judul
” khatulsitiwa tenggara? bujang tak pernah dengar. Guru bujang tak pernah menceritakan satu negara dengan nama khatulistiwa tenggara? mungkinkah buku ini mengisahkan legenda bukan sejarah?”
” apa beda sejarah dengan legenda bujang” uji kakek
” mmmmm....sejarah itu berdasarkan fakta nyata...legenda berdasarkan kisah namun berhubungan dengan suatu fakta fisik kek...misal asal usul sebuah gunung...gunungnya ada namun kisah bagimana gunung itu terbentuk dihiasi kisah fantasi...kalau sejarah tidak kek....ia adalah ilmu pengetahuan yang memerlukan langkah langkah ilmiah...menghadirkan masa lalu dengan sumber sumber kesejarahan yang sudah dibuktikan secara sahih ”
” begitu bujang muda?”
”kurang lebih begitu?”
”lalu bagimana dengan nyayian yang menceritakan asal-usul bangsa kita ini. Apa itu sejarah juga Bujang?”
”cerita rakyat kek bukan sejarah......belum tentu benar karena ini hanya kisah turun temurun...kebenarannya tereduksi oleh ingatan...Kakek mengapa engkau menguji pengkajian ilmu sejarah. Aku sudah lelah dengan ilmu pengetahuan. Aku butuh hiburan. Ayolah bacakan isi buku itu untukku. Buku dengan aksara aneh itu”
”Bujang...kakek sudah hapal isi buku ini diluar kepala....ini milik kakek...sengaja kakek kubur supaya kakek tak bersedih mengingat kejadian yang pahit....kejadian yang membuat negeri indah itu sengaja dilupakan”
”jadi ini sungguhan?” Bujang muda mengangkat buku tua itu tinggi-tinggi
”iya...kakek adalah generasi terakhir negara yang sudah runtuh itu” ucap kakek sambil menerawang ke atas langit yang kala itu mendung


”Negara khatulistiwa tenggara adalah sebuah negara yang pernah berdiri di tanah yang kau pijak kini. Lahir tahun 1945 runtuh tahun 2028”
”Apa yang menyebabkanya runtuh kek?....tunggu berarti negara ini runtuh tujuh puluh tahun yang lalu? saat itu kakek umur berapa?” tanya bujang muda
”negeri itu runtuh karena sebuah revolusi....kamu tahu bujang sebuah negara mengalami siklus yang sama lahir jaya dan mati. Memang ada beberapa yang belum mati. Namun itu semua hanya masalah waktu. Saat kejadian mengerikan itu berlangsung aku seumuran denganmu bujang”
” revolusi biasanya mengerikan kek. Aku baca tentang revolusi Rusia Kek. Saat kaum merah menghabiskan kaum aristrokat, kaum istana habis....hmmm....apakah Khatulistiwa Tenggara dahulu dipimpin oleh Raja lalim yang bertingkah polah seperti nambrud?”
”Negara Khatulistiwa Tenggara itu republik bujang. Dipimpin presiden. Presiden yang terakhir tidak lalim namun dia bisu, lumpuh dan buta”
”bisu, lumpuh dan buta?”
”iya bisu...tidak sanggup berkata tidak pada kelaliman. Lumpuh tak mampu menggerakan raganya untuk memberantas kelaliman. Hatinya buta. Sengaja dibutakan ketika dihadapannya beanyak terjadi kelaliman. Kelaliman yang dilakukan lebih kejam dari kejamnya Namrud ataupun Firaun. Kelaliman itu bernama korupsi. Tau kau Korupsi?”
”....menggunakan uang negara untuk kepentingan pribadi dan golongan” jawab bujang sambil memandang mata kakek yang sudah layu dan terlihat sedih.

”Kau tau bujang? Korupsi itu akar dari segala maut bujang. Orang tak berangkat ke sekolah karena dana pendidikan disunat sampai tinggal receh. Sekolah ambruk. Guru guru saat itu khususnya ketika negara itu dekat dengan keruntuhan, banyak yang jadi pengemis bujang. Orang banyak yang mati di jalan karena banyak yang tak sanggup membiayai diri mereka untuk sehat. Bahkan di rumah sakit rumah sakit ada tulisan: Mau Sehat jangan miskin. Dana kesehatan yang dianggarkan dalam anggaran negara hanya dongeng. Karena masuk ke dalam kantong juru mudi negeri itu. Jalanan rusak.....dana untuk membuatnya dibuat untuk liburan ke luar negari bujang, buat makan di restoran.Orang banyak yang mati dalam kendaraan.........ikut arisan maut dalam motor dalam mobil. Mungkin kau tak tahu apa itu motor atau mobil” kakek terkekeh. ”Kendaraan roda dua yang digerakan mesin. Kau hanya tau sepeda ya bujang. Bersyukurlah kau dilahirkan dalam peradaban sepeda.Udara yang kau hirup bersih bujang.......” Kakek mnghirup udara untuk mengisi paru-parunya dengan udara negara utopianesia yang bebas timbal
”Presiden terakhir itu koruptor juga kek?”
”Tidak dia bukan koruptor tapi pemelihara koruptor. Seperti majikan tuyul. Dia makan juga itu duit hasil mencuri dari rakyat. Dia cuci uang hasil korupsi dengan membangun tempat ibadah. Menyumbangkannya ke bencana...dulu negara kathilistiwa tenggara sering kena bencana. Orang tua bilang....alam mencerminkan apa yang ada di sanubari manusinya. Sanubari kacau alampun kacau ”
”lalu apa yang diperbuat para imam kek? apa mereka tidak berdoa? Tidak menasehati”
” Bujang.... para imam saat itu berebut pengaruh. Menjual agama untuk mengisi kantongya. Promosi tentang kehidupan abadi dalam surga. Menjanjikan syahwat dengan bidadari. Menjanjikan kemudaan dalam surga. Tidak mengajarkan bagaimana bersikap sesuai kitab suci. Meraka hanya mendogma. Memang si tidak semuanya. Ada juga imam yang baik. Tapi mereka tidak mau bermasyarakat. Mencari syurganya sendiri”
”Apa keprcayaan yang mereka anut?”
”Sama seperti sekarang Bujang. Namun saat itu kebebasan beragama dan berkepercayaan ada di dalam Undang-Undang saja. Kau tak boleh berbeda. Berbeda itu kafir bujang. Bahkan ada yang membunuh demi Tuhan. Tuhan jadi merek dagang”
” Kakek...bagimana kehidupan keseharian kalian dahulu..anak anak sekolah di mana? apa yang kalian makan dan minum...apa hiburan kalian? bagimana bentuk rumah kalian?”
” keseharian kami dahulu normal kelihatannya. Namun bila kau perhatikan benar-benar, tidak. Prinsip hidup kami dahulu adalah: yang penting terlihat berjalan. Ibaratnya seperti emas imitasi. Palsu. Semua anak bersekolah, namun yang mereka lakukan adalah duduk di kelas untuk mendengar ocehan guru. Tak ada ilmu yang dimengerti. Terlalu banyak yang dipelajari. Kecerdasan itu ditentukan oleh angka. Bukan dari pemahaman dalam hidup. Semua orang makan enak...tapi yang mereka makan itu racun. Makanan cepat saji. Makanan dengan pewarna pakaian. Hanya yang kaya yang makan makanan layak.Tapi banyak diantara rakyat kami dahulu ada yang tidak bisa makan enak, bahkan banyak yang terkena kelaparan. Bayi bayi kena busung lapar. Kami tinggal di rumah rumah, di apartemen-apartemen dan ada juga yang tidak punya rumah. Tinggal di dalam gerobak, di emperan toko, atau di kolong jembatan. Hidup kami dihibur dengan film, sinetron, nyanyian, internet, dan hal hal canggih. Namun jiwa kami makin gersang sampai negari itu hancur. Yang mendapat hiburan hanya indera kami namun nurani kami tidak”

Kemudian kakek dan bujang muda terdiam seketika..... terhisap dalam dimensi waktunya masing-masing

”jauh sekali dengan kehidupan sekarang ya kek. Aku bersyukur kepada Tuhan. Aku sudah dilahirkan pada masa kini. Masa di mana semua orang hidup dalam lingkungan komunal. Tak ada si kaya tak ada si miskin. Dipimpin oleh si bijak bukan si kuat . Semua rakyat sadar akan aturan. Menjalankan aturan karena takut merepotkan orang bila melanggar. Setiap orang bisa beriman tanpa rasa takut. Semua orang makan makanan bergizi. Semua orang bernafas dan menghirup udara bersih. Semua anak menempuh pendidikan dengan bebas, menjadi bodoh tidak dilarang. Sakit karena alam bukan karena makanan atau minuman. Semua orang mempelajari kebajikan dan mengetahui makna satiap pertanyaan Tuhan.....”
Kakek mengangguk..bersyukur dalam hati masih diberi kesempatan untuk menikmati kehidupan yang indah ini

”Lalu kek....bagaimana dengan jalannya revolusi? berapa orang yang meninggal? apakah presiden terakhir meninggal dibunuh rakyat?”
”Di hari terakhir negeri itu berdiri....semua kacau...bom waktu yang disimpan bertahun-tahun meledak. Rakyat muak dengan keadaan. Muak dengan kelakuan pemimpin dan barisan loyalisnya. Oposan mereka hanyalah rakyat, bukan partai yang menasbihkan dirinya sebagai oposan. Semua toko dijarah rakyat. Pabrik-pabrik milik negara lain dihancurkan. Sekolah dihancurkan. Tempat tempat ibadah dibakar...negeri itu hancur karena jatuh miskin. Beberapa wilayah memishkan diri dan bahkan ada yang menyerahkan diri pada negara lain untuk dijajah.......presiden terakhir bunuh diri. Karena malu. Pada saat terakhir dia berkata: Nuraniku kini tersadarkan...aku tak layak masuk dalam surga...maafkan.....

”saat itu kakek di mana? kakek ada di pihak mana?” Bujang muda penasaran
” Saat itu kakek ada di barisan rakyat....kakek dulu yang bertugas.......” tiba tiba tangis kakek meledak. pundaknya berguncang hebat.
”kakek...kakek...kakek.....” bujang muda menenangkan kakeknya
”bujang aku ini juga sama saja seperti mereka”
”maksud kakek”
”aku membunuh mereka bujang.....tanganku ini berlumur darah bujang...kau tau bujang aku mengubur mereka di sana” tangan kakek menunjuk pada sebuah arah. Ia menunjuk ke sbuah lembah
” lembah bunga soka?....siapa yang kau bunuh kakek?” Dari sudut mata Bujang Muda, bulir-bulir air mata menitik perlahan...mengalir dari ke pipinya. Hatinya sakit mengetahui kakeknya dahalu seorang pembantai.
” aku sudah lupa bujang.....mereka yang dianggap loyal terhadap pemerintahan lah yang dianggap sebagai sasaran. Bahkan guruku juga aku bunuh. Bidan yang membantuku lahir juga aku bunuh... orangtuaku yang Pegawai Negeri terbunuh oleh temanku.....Aku ini kotor bujang......aku juga bagian dari kebiadaban. Aku ini orang orang yang disebut sebagai pahlawan dalam nyanyian rakyat utopianesia. Pahlawan dengan pedang bunga. Pedang yang mengantarkan mayat mayat ke lembah bunga. Lembah soka”
”Haruskan aku membenci kakek? atau mencintai kakek seperti sedia kala karena tanpa kakek dan kawan kawan kakek...negeri ini tak pernah lahir?”
”Tanya hatimu Bujang Muda”
”Hatiku membencimu sekaligus mencintaimu kakek”
”Hati tak pernah mendua bujang....dia akan sakit dengan jujur dan begitu pula saat ia bahagia”
Kemudian Bujang Muda mengambil pemantik api dan membakar buku tua itu.....dan ia berkata pada kakek:
”Biarlah masa lalu tanah airku terbakar, menjadi serpihan dan abunya terbang menuju tanah lembah soka...tanahnya orang orang yang dimakan revolusi...dimakan perubahan...tanahnya leluhurku yang kisahnya dihilangkan......”
”Bujang Muda....kau beruntung mengetahui kejujuran....kenyataan. Sejarah tak pernah bungkam selamanya. Semoga di masa depan tak ada darah tertunpahkan demi idealisme peradaban”

Bujang menangis dengan genuruh di dadanya




(Depok, Maret 2011)

2 komentar:

  1. *please accept my standing ovation*
    ini pagi-pagi baca cerita horor, u was scarying me!sekaligus bergemuruh seperti dada si bujang.
    kenapa memilih tahun 2028 sbg tanggal kematian negeri khatulistiwa tenggara?

    BalasHapus
  2. sumpah pemuda
    ketika pemuda berikrar sebagai satu bangsa

    revolusi itu.. revolusi bentuk sumpah

    BalasHapus