Apa iya aku hanya membutuhkan kehangatanya bukan hatinya?
Apa betul Ia hanya bayangan yang sekelebatan bukan sosok nyata yang bertahta lama?
Apa iya pertemuan singkat untuk bertukar gairah tak akan membekas dalam?
Apa benar hal yang memabukan ini hanya sekedar untuk dinikmati bukan diteruskan dalam keseriusan?
Apa hati kita benar-benar sudah rusak tak mampu bedakan rindu dengan damba?
(tanya rasa)
Dilarang mendengar lagu cinta
Dilarang rindu saat ingin bertemu
Dilarang terbenam dalam ingatan tentangnya
Dilarang menuntut pengorbanan
Dilarang menganggap diri ini satu-satunya wanita yang membuatnya nyaman
Dilarang membuat puisi tentangnya meski hanya sepenggal kata....
(dilarang oleh akal)
Berharap dia membawakan rangkaian bunga dari brokoli
Berharap dia membuatkan susu hangat saat aku sedang nyeri menstruasi
Berharap dia merekamkan kompilasi lagu-lagu kebangsaan patah hati
Berharap dia memasakan bubur saat aku terkena radang hati
Berharap dia kembali dengan tatapan rasa strawberry
(harap yang tak akan nyata)
Tak bisa memungkiri rasa hangat yang mulai menjalar di dalam hati
Tak bisa menolak tagihan gemuruh gairah yang meminta dibayar dengan sentuhan
Tak dapat melihat dengan jelas apa yang ada di balik rindu yang menyesakan dada ini
Tak tahu ini cinta atau rasa haus akan belaian?
(tak terdefinisi)
Rasaku padamu seperti rasa sukaku pada sushi
Hanya tau rasa nikmatnya
Tak tahu dibalik kenikmatan daging mentah yang ada dalam gulungan beras cuka tersimpan bakteri jahat yang mematikan
Tak tahu jika sengatan washabi sebagai pelengkap sushi dapat membuatkku menumpahkkan air mata karena sengatannya yang mengagetkan
Tak tahu jika setiap gigitan akan meninggalkan rasa rindu yang berakibat pada rasa ketagihan
(laksana sushi)
Kau seperti tokoh pecinta berdarah dingin
Datang, mendaratkan ciuman egois
Lalu pergi tak bersuara
Tinggal aku di sini kebingungan ingin meneruskan rindu ini pada siapa?