CERITA DAN KARYA CORAT CORET SI MEGOL

Kamis, 26 Agustus 2010

Kronik Karjaw

Manusia diberikan kemampuan untuk mengingat oleh Tuhan. Ingatan adalah media manusia untuk berkaca. Ingatan itu seperti kaca spion. Digunakan manusia untuk melihat apa yang ada di belakangmya. Agar ia tidak salah belok. Mengapa manusia butuh kaca spion? Karena manusia tidak punya mata di belakang kepalanya. Kalo ada serem banget pastinya.Mungkin manusia bakal memiliki rambut yang disisir ke samping. Memori juga bisa dianalogikan seperti lemari perpustakaan besar tempat buku-buku yang suatu saat bisa kembali dibuka. Saat membuka buku-buku yang berupa memori itu kita bisa tertawa, menangis, takut, menjerit, jatuh cinta kembali, benci, dan bahkan mungkin mengambil kertas dan pensil untuk menulisnya kembai.
Hal terakhir itulah yang gue lakukin. Gue mengunjungi perpustakaan memori yang ada di suatu sudut otak gue. Menghampiri lemari yang memliki kode 26 Juni 2010 sampai dengan 2 Juli 2010. lalu mengambil beberapa “buku”, membukanya kembali dan menuliskanya.
Ada apa di balik tanggal-tanggal tersebut? apakah tanggal tanggal itu penting? Mempengaruhi hidup orang lain atau ketahanan kemanan suatu Negara? Jawabanya pada tanggal itu gue dan enam temen gue melakukan perjalanan ke kepulauan yang menurut gue adalah surga. Surga dimana gue bertujuh sesaat melupakan hiruk pikuk kehidupan kota (berlebihan si soalnye gue gak kerja dan tinggal di kota besar, namun kota kecil yang gue tempatin punya hobi menyelenggarakan macet dan cuaca tidak jelas). Tempat yang kami kunjungi bernama KARIMUN JAWA JAWA. Letak Karimun Jawa Jawa ada di utara Kota Jepara. Jaraknya kurang lebih 83 KM dari Jepara. Jarak tempuhnya dengan kapal ferry besar dapat dicapai sekitar 6 jam dari Pelabuhan Kartini. Itu kalau ombaknya sedang baik. Kalu tidak bisa mencapai tujuh jam.
Dan ini adalah perjalanan pertama gue dan temen-temen menyebrangi lautan
Aduh, kenapa gue ngebocorin rahasia perjalanan di atas ferry duluan. Biasanya kalau dalam film-film sebelum mendeskripsikan hal lainya, tokohnya terlebih dahulu yang diperkenalkan. Seperti yang udah gue sebut sebelumnya, anggota perjalanan kali ini berjumlah tujuh. Anggota pertama yaitu gue, sampai suatu waktu anda akan mengetahui saiapa gue itu. Anggota kedua Nain dia adalah anggota perjalanan paling ganteng (muak si sebenarnya bilang dia ganteng, tapi apa daya. Hanya ia lelaki satu-satunya di dalam kelompok perjalanan ini. Tapi dia sangat ingin sekali disebut cantik. Hahahahaha) Anggota ketiga bernama Donna Irene, gadis batak berperangai lemah lelembut (senang tertawa, partner in crime saya dalam bergosip serta mengkomentari orang lain dalam perjalanan) Peserta ketiga Ismiyati Yusup, gadis pacitan yang memiliki jaringan luas di Pulau Jawa, tempat sanak saudaranya tinggal sering dijadikan hotel gratis. Anggota kelima Eka Priyadie, kekasih dari Nain lebih tepat si partner lesbianya Nain. Anggota ke enam Rahmi, perempuanyang gemar mencubit, menghantam pundak orang dengan kekuatan bulan purnama. Lalu yang terakhir alias ke tujuh Frida Yuana, gadis pendiam yang gemar menyentuh dan menodai telepon selular.
Setelah melalui opening yang panjang mari kita mulai saja kisah petualangan. Jadi catatan ini akan gue bagi menjadi enam bagian berdasarkan tanggal keberangkatan. Sudah siap? okeh gue mulai. Awas tanganya jangan ke tempat yang dilarang!!! misalnya ditaro di stop kontak dalam keadaan basah….




26 Juni 2010
(lokasi: Bis 134, Stasiun Senen dan Kereta Ekonomi Tawang Jaya Jurusan Jakarta-Semarang Poncol

Sms tak henti hentinya maranin hepong gue. Kebanyakan isi sms itu menanyakan keberadaan gue. Udah sampai manakah gue. Di atas bis gue ngamen apa kagak. Bawa berapa tas. Dilecehin apa kagak sama kakek-kakek. Hahahahahaa
Gue balas ampe capek. Jempol gue ampe mengerang nikmat…hush salah maksudnye mengerang kesakitan.
Gue berangkat dari terminal Depok pukul kira kira setengah empat (apa jam lima ya lupa gue). Sebelumnya gue telah menyebarkan seruan pada peserta untuk kumpul di Stasiun Senen pukul lima. Gue lakukan ini karena kereta ekonomi itu banyak penggemarnya jadi kalo telat dikit bisa-bisa masuk lewat cerobong kereta kaya senterklas. Padahal kereta sampe setasiun senen jam setengah sepuluh malem. Ya nunggu lama lama gak papalah. Daripada susah masup kereta?
Eh gue yang buat seruan gue sendiri yang telat..hehehehee…..
Di daerah Lenteng Agung, peserta bernama Frida menaiki bis yang sama dengan gue. Kita berdua udah janjian sebelumnya. Kak Frida naik dari pertigaan Lenteng Agung.
En de brei en de brei kita berdua sampe di stasiun senen jam tujuh. Lima peserta lainnya udah duduk ngedeprok di gerbang masuk jalur utara. Pandangan mereka memicing. Seperti menerima kedatangan pejabat yang hobi ngaret. Tapi gue senyum senyum tak berdosa seperti bayi. Hahahahaah
Gue amatin barang bawaan temen temen gue satu persatu. Rata rata mereka membawa dua tas. Hmmm makjang! Nain bawa keril (tas segede dooblang yang suka dipake pendaki) kata Nain biar kayak bekpeker asli. Gue bawa tiga tas. Satu tas bek pek ukuran sedeng, satu tas gemblok ukuran kecil dan ketiga tas kresek baerisi tujuh bungkus nasi, satu plastic tempe orek dan sendok plastic. Ini untuk makan malem di atas kereta. Donna juga bawain telor dadar pedes buat bocah.
Yang bawaanya paling simple itu Kak Rahmi. Die Cuma bawa baju dikit kayaknye.Padahal ntar kita disana bakal cebur2an. Gue aja bawa baju tujuh potong. Tadinya gue mau shiping lemari gue ke Karimun Jawa Jawa. Tapi dicegah oleh emak gue karena ongkosnye mahal. Gue sempet berpikir karena die takut kehilangan gue.... Hehehehehe
Sekitar jam 9 malem kita masuk ke peron. Peron tiga per empat. Maksudnya Peron satu. Nungguin kereta tercinta Tawang Jaya datang. Naman Keretanya Tawang Jaya padahal pemberhentian terakhirnya di Poncol. Harusnya namanya Poncol Jaya dong ya. Sambil nunggu KA datang kita mengisi kegiatan dengan kegiatan yang berguna, ceng cengan, boboan, gosip, ngamatin lokomotif, dan malah Eka sama Nain makanin batu koral di rel (huahahaahaha…canda).
Di peron udah banyak manusia yang menunggu kereta. Gue dan yang lainnya curiga sepanjang peron dihuni oleh calon penumpang Tawang Jaya. Bisa mampus kita masuk kereta dengan orang2 segini banyak. Meski penumpang KRL Jabodetabek lebih ngebludak dari ini. Tapi gue tau bagi orang-orang yg gak biasa naik kereta kayak K Rahmi, Ismi dan K Frida ini ngebuat jiper. Tapi gue berusaha menenangkan mereka. Gue bilang: “ udeh tenang aje palingan ntar desek2an terus paling banter tidurnya di depan kamar mandi”
Kontan mereka gemetar gembira. Hahahahaha.
Sekitar jam setengah sepuluh lewat Waktu Indonesia wilayah Stasiun Senen kereta yang ditunggu tiba. Benar aja kira-kira 80 persen orang yang ada di peron satu adalah penumpang kereta tawang jaya. Maka kami dengan kekuatan kuda bunting menerobos kerumunan masuk ke dalam gerbong dua dan menempati kursi. Lalu kami duduk dan menaruh tas kami di atas rak yang telah disediakan.
Timbul keraguan akan kursi kursi ini boleh ditempati semaunya atau ………….
Lalu ada suara memasuki otak gue. Dar! baru inget kalo tiket udah include sama mesen kusi. Lalu bang aji (Nain) segara berdiri. Mencari kursi kita sebenarnya. Gak lama setelah itu ada ibu2 menuntut kusinya dikembalikan pada kita. Ngomong ngomong tentang mesen kusi. Dua hari sebelumnye gue pan beli tiket sama bang aji (Nain) lalu setelah itu maen sebentar ke rumah Donna nyetor Dp dan kembali pulang ke rumah masing2. Pas gue di angkot bang aji sms:
‘astofiruloh mega..kita salah beli tiket. Harusnya kita beli tiket buat tanggal 26 tapi kita nulis di kertas pemesanan tanggl 27!’
‘gue sms bang aji: ya udah bang besok kita balik lagi ke Senen kita tuker’ kata gue sok tenang padahal dalam hati panik juga
Hahahahaaha itulah sekilas kecerdasan gue dan bang aji. Bisa lupa berjamaah sama tanggal. Besok besok gue mao taro kalender saku dah di kantong celana gue.
Keesokan harinya kita ke stasiun senen dan untungnya tiket bisa dituker. Tapi kena denda @2000 rupiah. Gue mengucapkan syukur seheboh2nya untung masih dapet tiket duduk dan duduknye gak kepisah gerbong
Balik lagi ke cerita di atas kereta
Setelah kita nemuin kursi kita yang bener…kita kaget kursi kita telah dijajah oleh ibi-ibu kompeni. Hati gue terbakar. Lalu bapak2 yang ada di depan gue. Bilang gini: udah mbak bilang aja itu kursi mbak -- khan mbak udah beli tiket duduk
Lalu gue berkata dengan jutek:
“ Maaf ibu2 yang budiman itu kursi itu, itu, dan itu (menunjuk dengan jari tengah..hehehehe boong deh pake jempol dong sesuai dengan adat Jawa) sudah kami pesan terlebih dahulu”
Lalu Ibu ibu itu meninggalkan kursi kursi yg secara de facto dan de jure tidak sah untuk mereka
Kursi gue berhasil ditinggali penjajah
Kursi Bang Nain juga berhasil ditinggalkan mas mas yg mukanya berekspreksi ternoda.
Yang agak lama prosesnya kursi di belakang gue yang akan ditempati oleh Ismi, Eka, k Frida dan k Rahmi.
Ibu ibu yang nempatin wilayah jajahan mereka gak mau berdiri
Terus gue dengan judesnya berkata kepada Ismi, Eka, K Frida dan K Rahmi
“ Lo lo pada emang disini..tuh liat nomer kursi lo. Bener khan?.”
Sontak emak emak itu sadar dengan keketusan gue. Jadinya mereka hengkang dan duduk di bawah
Gue mikir emang di era zaman edan ini. Kita harus jadi raja tega. Kalo jarak Semarang-Jakarta sependek jarak Depok-Rambutan si gue rela deh kasih kursi ke emak emak itu. Tapi 10 jam berdiri? sepertinya saya belum punya hati sebesar Gunung Himalaya untuk berbagi. Tuhan maafkan aku.
Selama dalam kereta ada beberapa kejadian seru selain insiden kursi
Konon, di dalam kereta ada seorang ibu-ibu berusia sekitar 40an. Dia bukan sembarang ibu-ibu. Dia bukan wanita biasa. Apakah ibu-ibu itu waria? oh itu pertanyaan bodoh..atau apakah ibu-ibu adalah menteri transportasi yang sedang melakukan penyamaran untuk mensidak sistem perkereta apian? o itu pertanyaan yang terlalu cerdas.
Jadi apa yang tidak biasa dari ibu-ibu itu? Baiklah akan saya Jawab
Jadi hal yang istimewa dari ibu itu adalah suaranya saat bertelepon dan juga ekspresinya. Ketika dia menelepon seseorang yang saya dan Donna duga adalah suaminya. karena dia memanggil yang dia telepon dengan sebutan papa. Suaranya menggelegar seperti geledek di atas Gunung Sindur (dimane tu ye Gunung Sindur?) kata katanya amat mesra. Dan gesture tubuhnya seperti penari bally dancer , gliat gliet gliat gliet. Warna mukanya berseri-seri. gue ama Donna gak henti-henti ngomentarin die. Ngomentrainya pake bahasa tarzan.
Gue: !@#$%^&****()(*&&&%###
Donna: hehehheehehe **(*&%$%^&*((&^%$
and so on… pokoknye kalo komentar gue ama Donna dirEkam terus di upload di you tube. bakal jadi most video deh.
Gue ama Donna panggil ibu itu dengan sebutan madame speak louder. Abis suarnye keras banget. Sampe - sampe satu gerbomg nengok ke arah dia. Lalu si Madame speak louder pindah duduk. Kali ini pindah duduk di bawah. Dan beruntungnya gue dia duduk deket gue. Setiap kali ada orang yang ngelangkahin dia, dia pasti ngomel-ngomel berasa kayak preman tanah abang dah itu ibu-ibu. Dan pasti gue ama Donna ngakak.
Mari kita break dulu cerita tentang Madama speak louder. Gue mau cerita tentang keluarga kecil yang ada di depan gue. Jadi kelurga itu terdiri dari seorang ayah, seorang ibu yang sedang mengandung dan seorang anak berusia delapan tahun. Tujuan mereka adalah Tegal. Mereka tidak membeli karcis. Mereka memutuskan naik kereta karena pantura macet. Tampaknya mereka terburu-buru.
Si bapak amat perhatian dengan sang istri dan sang anak. Donna ampe terharu ngeliatnya. Ketika empunya kursi yang mereka tempati datang, alhasil mereka berdiri. Si anak tetap duduk. Gue sama Donna nawarin si anak duduk ditengah kita berdua. Bapak- yang menjadi empunya kursi tidak mau berbagi. Gue sempet memeprtanyakan kejantanan bapak itu. Udah gitu setelah duduk baak itu dengan PDnye tidur.
Suami isteri itu kemudian berdiri dengan tabah. Kadang kadang si suami membelai rambut si isteri. Dan si isteri memandang letih ke muka suaminya. Oh betapa mengharukanya adegan itu. Alih alih si suami membelai perut isterinya yang sedang mengandung. Ow o wow….kontan gue ama Donna berkomentar dengan bahasa tarzan dan berdoa agar kelak kita mendapatkan suami seperti itu. Beruntung, ada seorang yang baik hati menawarkan duduk pada sang isteri. Moga tu orang masuk sorga. Amien ya Allah. Tinggal si suami yang berdiri. Donna mengusulkan kalo kita berbagi kusi aje. Jadi anaknye dipangku bapak itu. Gue setuju, jadinye gue duduk berempat deh. Saat si bapak yang mukanye mirip sama senior gue, dwi anggoro, memangku anaknya dia mengajarkan anaknya bermain rubik yang baru saja dibeli tadi. Oh betapa indahnya potret keluarga kecil tersebut.
Balik lagi ke cerita Madame speak louder. Jadi si ibu ibu itu khan pangku-pangkuan sama bapak bapak bersarung (ini bersadarkan kesaksian Ismi), terus mereka melakukan adegan macam di pelem pelem India gitu deh. Sampe sampe si bapak bersarung nyium pipi si madame speak louder. Dipikir si Ismi bapak bersarung itu suami sah dari Madame speak loder. Eh ternyata bo, bukan ternyata mereka baru kenal hari itu juga. Yah pergaulan bebas ternyata bukan hanya menjadi fenomena di kalangan anak muda. Tapi sudah menjadi fenomena di segala tungkat umur. Don’t try this at train!
Ketika kereta melaju menuju cirebon, Gue mulai ngantuk dan tidur sangat nyenyak. Gue gak peduli lagi gimana gerahnya tuh kereta. Betapa anoyingnya suara madame speak louder yang saat itu udah duduk di depanya Nain (gue sempet ketawain adegan ini), dan betapa baunya asep rokok. Mata gue udeh sulit untuk membuka. Saat tidur gue mimpi diceramahin sama madame speak louder karena tidak mau berbagi kursi. Lalu gue lawan dengan jurus tutup kuping. Hahahaha.
Kira-Kira jam tiga gue terbangun di Tegal. Pasangan turun muda yg harmonis itu turun, lalu sang ayah mengucapkan terimakasih pada gue dan Donna karena udah dikasih kursi. Gue liat sekeliling kereta. Orang-orang yang gak dapet kursi mulai tidur. Kasian juga si ngeliatnya. Pasti pas bangu tidur badanya sengklek semua tuh. Ya resiko sih. Andai armada kereta ekonomi ditambah mungkin semua pengguna jasa kereta ekonomi bisa duduk. Gue gak ngebayangin kalo gue ngerasain nasib mereka. Dan tambah gak ngebayangin lagi kalo perjalananya ke arah Jawa Timur.

27 Juni 2010 (Poncol-Banyu Manik-Jepara)

Gue kembali tidur setengah jam kemudian dan masuk ke dalam alam tidur lebih dalam dari tadi. Mulut ampe nganga. Hahahahaa. Pala ampe jatoh ke pundak Donna. Sekitar pukul setengah enam. Kereta sampai di wilayah Batang. Nampak pemandangan laut Jawa terhampar. Rel kereta amat dekat dengan laut. Sayang langit mendung jadi pemandangan lautnya gak gitu jelas.
Ada yang kocak saat nobar laut dengan penumpang kereta lainya. Ibu-ibu yang duduk di depan gue bertanya dengan wajah ngantuk kepada suaminya: “ Mas itu sawah apa laut?”.
Kontan gue menjawab dengan emosi jiwa “ itu laut bu-- Laut Jawa”
Si ibu berkata”Oh”
Dalam hati gue berkata “ya ampun”
Pukul setengah tujuh pagi WIB. Kereta sampai di stasiun Poncol dengan selamat.
Gue dan yang lainnya memutuskan keluar kereta belakangan karena sadar kita bakal dihadang mamarazi (wartawati yang suka ngambil gambar diem diem pake kanvas)
Saat ingin mengeluarkan tubuh dari kereta, Kak Frida tereak tereak
“oy ada yang liat sandal gue kagak? Sandal gue ilang”
Segera semua orang mencari sandal kak Frida. Gue tadinya mau bukin sayembara’ Barang siapa yang menemukan sandal kak Frida kalo laki-laki entah jejaka atau duda akan menjadi suami kak Frida. Kalo gadis atau janda akan jadi saudaranya’. Tapi gak jadi karena sayembara memakan biaya mahal.
Setelah semua mencari dengan seksama, Nain sama Eka cari pake detector sandal. Donna cari pake peta buta. Gue cari pake mantra penghilang sukma. Kak Rahmi pake cara konservatif, mencari dengan mata, yang berhasil menemukan sandal kaca kak Frida adalah kak Rahmi. Tepuk tangan riuh membahana. Prok prok prok. Wow suaranya seperti tepuk pramuka. Ternyata sandal itu tertendang, terlempar sampe ke luar gerbong. Hebat sekali kak Rahmi bisa menemukan sandal kaca. Mungkin ni…yang nendang sandal itu adalah ibu-ibu kompeni yang dengan terpaksa harus duduk di bawah. Untung sandal gue, gue amanin pake password rumit, kodenye pake huruf paku. Yang bisa mecahin Cuma Robert Langdon kayaknye.
Setelah selesai dengan urusan sandal. Kita turun dari kereta. Lalu mencari toilet. Tapi apa dinanya….toilet sangat penuh sekale. Mungkin di dalam sana ada Brad Pitt lagi pipis. Hahahaaha.
Kita mengurungkan niat untuk minta tanda tangan Brad Pitt di wese. Jadi kita pergi keluar stasiun untuk menunggu bis yang menuju kea rah Banyu Manik.
Kita bertujuh menunggu bis di depan sebuah warung rujak cingur. Lalu gue berinisiatip untuk numpang buang hajat di situ. Ibu pemilik warung berkata airnya sedang metong. Ya udah gue tahanlah dengan resiko kena batu ginjal . Namun kak Frida dan kak Rahmi kekeuh untuk pipis jadinye die berdua pipis di toilet yang ada Brad Pittnye.
Lalu kita menunggu bis yang ke arah Banyu Manik. Bisa bis yang ke solo atau Ambarawa. Bis bis tersebut tak kunjung tiba. Kami sudah putus asa. Pengen jalan kaki aje ke Banyu Manik, namun pada akhirnya masnye (Tapi terpaut umur Kira kra 30 tahun dan lebih pantes disebut om…inilah hasil kerumitan sistem kekerabatan di Jawa…factor posisi kekerabatan menentukan panggilan) Ismi yang baik hati mau menjemput kami dengan mobil pribadinya.
Sekitar setengah jam kemudian sodaranya Ismi datang mengangkut kami yang sudah lelah dan menahan pipis. Kita juga dinyatakan HIV positif (Hasrat Ingin Vivis). Di dalam mobil Masanya Ismi, kalo gue dan yg lain c panggil om, kita menikmati pemandangan Kota Semarang dan mendengarkan lagu2 dari tape. Karena udah penyakit atau kebiasaan anak 2003 ya.... omnya Ismi juga dicengin. Maap ya om emang begitu tanda kekraban kita. Apalagi pas omnya bilang terjadi kemacetam saat melewati simpang lima. Padahal cuman berenti doang bentar. Padat merayap juga nggak. Begitu aja dibilang macan tutul Gimana kalo bawa mobil di Jakarta dikate ape tu ye mobil berenti berjam jam. Hahahaahaha.
Sesampainya di rumah Masnya Ismi, kita disuguhin air teh anget, cemilan, cepuluh, cebelas, sama makan siang . Kita juga bergantian mandi. Sager banget mandi. Setelah mandi kita beli bakso Malang lalu tidur mengisi energi untuk meneruskan perjalanan ke Jepara sore harinya.
Pukul sekitar setengah empat kami meneruskan perjalanan ke Terminal Terboyo diantar oleh Masnya Ismi. Sampai di Terminal Terboyo tepatnya di luar terminal, bis yg menju arah Jepara sudah ada. Lalu kemudian kita semua naik ke dalam bis itu. Gue duduk sama Ismi, dan K Rahmi sama bapak bapak, K Frida tau deh ama siape lupa gue, Donna sama Eka, Nain bantuin keneknya cari penumpang…hahahahaa…canda deh Nain duduk sama bapak bapak.
Bis pergi jam 4 lewat, melewati Demak. Pemandangan selama jalan ke Jepara amat sangat membosankan, Tipikal jalanan di Pantura. Rumah, sawah, saluran irigasi, dan pertokoan. Jangan harap bisa liat perkebunan teh atau pegunungan. Selama di dalam bis gue berfilsafat sama Ismi. Hahahahahaa. Ya kita ngomongin masalah masa depan dah. Gimana nyari suami. Kita berdua si sepakat mau cari suami miliyarder lah minimal. Kekekekekek ketauan dah matrenya.
Dua jam setengah kemudian kita sampe di Jepara. Sama supir bis, kita diturunin di alun alun. Menurut informasi dari bis ada penginapan di sekitaran masjid. Lalu setelah turun kita berjalan kaki menyusuri alun alun. Mencari Masjid di pusat kota di setiap kota di Pantura sangat mudah. Pasti letaknya selalu dekat dengan alun-alun. Biasanya ada di sisi barat. Maka kita berjalan ke arah barat.
Selagi mencari masjid kira mengamati suasana pusat kota Jepara ini. Jalanan relatif sangat amat sepi. Saat itu hari padahal Minggu dan lagi libur sekolah. Dan kita menemukan hal aneh. Di Kantor Kabupaten Jepara ada papan peringatan bertuliskan Becak dilarang masuk kecuali Jin. Apa coba makzudnyeh? Ternyata derajat Jin lebih tinggi daripada tukang becak. Atau jangan jangan sepinya wilayah ini diakibatkan karena pemkab memberikan kesempatan pada jin untuk menikmati kantor pemkab tiap malam. Hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiy ceyem.
Beberapa menit kemudian kita menemukan sebuah gapura. Tak jauh dari sana ada sebuah Masjid. Masjid Agung Jepara. Saat masuk kita menemukan sesosok mas mas berpeci putih. Lalu kita bertanya. Mas wudhunye dimana? Lalu dia ”berkata mbak mbak sebelum bertanya bilang asalamualikum dulu dong....”, lalu kita kontan menjawab Salanikuuuuuuuuung (heheheehehehe itu mah gue doang) assalamualikum maksudnya...kemudian mas itu menjawab Walaisun sayang (itu juga khayalan gue aje).... yang bener walaikum salam warohmatuwloh... lalu mas bermuka bening itu menjawab disana mbak’e (menunjuk pada sebuah arah)
Karena gue, Eka dan Donna gak solat kita nunggu di depan masjid. Di sebelah gue ada ibu-ibu cantik dan bapak bapak tampan. Ibu ibu itu nanya sama gue mau kemana, gue bilang mau ke Karimun Jawa besok. Kita lagi mau cari hotel untuk stay. Lalu ibu itu berkata oh deket situ ada wisma murah namanya wisma asia. Dari masjid deket.
Tuh nama hotel emang udah ke browsing. Gambarnya si bagus di situsnya. Gue makin seneng ketika itu ibu ibu bilang kalo hotelnya murah meriah. Dan yg lebih menarik lagi itu ibu-ibu ternyata orang karjaw tp udah lama juga pindah ke Jepara...menurut dia di karjaw udah rame. Banyak penginapan. Makanan disana lumayan mahal. Terus gue juga tanya ke ibu ibu itu di deket alun alun ada tukang jajanan gak. Kata dia ada di arah timur alun alun. Gue tanya makanan khasnya apa di Jepara. Kata bapak bapak ganteng kelapa pake rempah gitu, lali aku namanya.
Beberapa lama kemudian, orang orang yang lagi solat selesai-- lalu kami meneruskan perjalanan ke hotel Asiahhhhhhh. Sesampainya di hotel Asia (padahal Wisma melati tiga lagi) kita langsung pesen kamar. Lalu kita liat liat paket, paling murah 75 ribu paling mahal 250 ribu. Ya karena kita pengen ngerasain perjalanan ala bekpeker (biasanya kita kalo jalan nginep di hotel bintang tujuh....hehehehe boong deh) kita mesen yg 75 tiga kamar.
Lalu kita semua diantarkan oleh housekeeper ke atas. Saat membuka kamar... jreng jreng.....
Interior kamar begitu apik. Dinding dihiasi wall paper gambar kembang bakung, ac 2 pk terpasang di sudut dinding kamar, lantai ditutupi karpet Persia, ada tv 30 inci, pemandangan ke luar langsung menarah ke kota Jepara, tempat tidur terbuat dari kayu jati..... ooooh indahnya.... tapi adegan terewind ke dunia nyata... tembok dihiasi darah gajebo tau darah nyamuk ape darah kadal, Ac berubah jadi kipas angin debuan, lante kotor, kamar mandi aernya butek, lampunya mate...huahahaahahay. Muka yg lainya pada Bt. Yg parah lagi kamar jatahnya Nain...jendelanya kebuka...gue ngeri aje die diculik sama bencong homreng. Gak rela gue.
Gue tidur sama tante tante maes, k Rahmi dan k Frida. Donna sama Ismi dan Eka.
Lalu setelah puas memandangi kamar yg indah dan ngasoh sebentar, kita jalan jalan ke alun alun cari makanan. Sebelumnya kita ke apla maret beli njus.Gue mesen forever love yaitu berupa campuran apel sama melon. Eh gitu gue mesen sama abangnya, abangnya lupa situ ama campuranya. Jeeeeeeeh si abang makanya, sebelum jualan test apalan dulu
Sepanjang trotoar menuju put kort ada distro. K Rahmi yg bawa baju cuman 4, beli baju disitu ditemani k Frida. Gue dan yg lain jalan duluan ke fut kort. Sesampainya di put kort kita mendaratkan pantat kita di tenda soto. Donna sama Eka pesen nasi goreng tenda sebelah. Nain sama Ismi mesen soto ayam. Gue mesen pindang ayam. K Rahmi dan K Frida yg menyusul kemudian mesen soto juga.
Setelah selesai makan kita memutuskan nongkrong di alun-alun. Sebelomnya gue beli tahu petis. Di alun alun kita ngobrolin apaan yak udah lupa gue. Ada yg bisa mambantu mengingatkan?
Di alun alun terdapat anak skate gitu memamerkan jurus jurus jatohnya yg yahud. Lalu ada sekelompok anak ABG yg minta dipotoin sama Ekanya Nain..Hmmmmmmm nampaknya anak alay Jepara (sebel banget deh virus alay nyampe juga ke kota tenang ini)...Sambil gosip Tahu petis dimakan. Yg doyan cuman gue doang karena yg lain pada ilfil gitu sama bentuk petisnya yg mirp tinta cumi dikasih tepung maizena. Hahahahaa.
Sekitar pukul 9 kita balik ke wisma yg ditulis hotel Asia (huh kebohongan publik). Sebelum balik gue ma Donna ke toilet masjid dulu buat numpang buang aer bah. Toilet masjid lebih bersih sejuta kali dari toilet di wisma. Setelah itu balik dah ke wisma
Sebelum masuk mas mas resepsionis nanya ke kita mau teh manis gak? Gue bilang mau dong mas bikinin, karena gue pikir ini bagian dr room service, eh terus die bilang tapi bayar (pengen gue ceburin ke got aje rasanya-- kagak sadar banget wismanya kumuh dan menyebalkan untuk ditidurin)
Kita semua sepokat besok pagi mandi di mesjid aje dan cek out pagi pagi bet supaya gak telat ke dermaga karena ngantri mandi di masjid.
Jam setengah sepuluh semua orang memasuki kamar. Gue tidur lumayan nyenyak. Oh iya si K Frida keseleo gara gara di jalan kecengklak karena jalan sambil maenin HP. Gue kasihlah obat mujarab yaitu krim geliga!!!

28 Juni 2010 ( Dermaga Kartini-KM Kartini-Karimun Jawa Jawa)

Jam setengah lima gue bangun. Jam lima kurang c Nain ketok pintu bangunin kita senua karena disangka belom bangun. Lalu kita semua check out dari hotel jam lima kurang. Pas ngembaliin kunci, mas mas resepsionis nanya kita mau kemana. Dengan sinisnya gue ama Eka bilang: MAU MANDI DI MESJID MAS!!!!! Biar sadar tuh mas mas mengapa kita semua nggak mau mandi di lamar mandinya.
Sesampainya di masjid kita bergiliran mandi. Lau solat subuh. Di Masjid kita ngobrol sama mas mas bernama Mas Catur, dia adalah seorang penulis. Tulisanya udah berhasil tembus ke penerbit tinggal tunggu diterbitin aja. Dia nulis tentang kehidupan anak muda di Jepara. Menurt Mas Catur banyak gadis gadis Jepara menjadi PSK di kota kota di Pantura, karena gadis gadis Jepara terrenal ayu ayu. Sayang banget ya… di balik ketenangan kota ini menyimpan cerita kelam. Selain itu Mas Catur juga cerita tentang Legenda Ratu Kalinyamat. Dan Kraton Kalingga yg hilang secdara misterius.
Setelah semua siap, kita berangkat ke arah dermaga, Dermaga bisa dicapai dengan becak atau angkot. Sebelum ke dermaga kita memutuskan cari sarapan. Di tengah jalan kita ketemu sama oma oma di deket klenteng. Oma oma itu ngajakin kita ke gang gang di dalem gitu. Die ngajakin kita ke tempat penjualan gudeg. Lalu kita mesen gudeg dengan tambahan masing masing. Gue makan gudeg dengan tambahan rambag, ayam suir, sate telor dan areh. Harganya sepuluh ribu sama minum
Sambil makan kita ngobrol sama oma oma dan penjual gudeg. Kita cerita mau ke Karimun Jawa sama mereka kali aja mereka kasian dan ngasih kita duit. Hahahaahaha. Bapak bapak suami penjual gudeg dengan baik hatinya nolongin kita cariin angkot untuk ke dermaga. Pas banget kita semua selesai makan dan bayar, bapak bapak itu memberitakan nemu angkot yg mau dicarterin dgn harga dua puluh ribu. Ya perorangnya 3000 lah.
Lalu angkot gak berapa lama datang. Gue ama Donna duduk di depan. Disamping Pak kusir. Perjalanan dari tempat makan gudeg tadi ke Dermaga gak jauh. Kalo naik becak ongkosnya 10 ribu. Untung aja sama bapak tadi dibantuin carter angkot. Jadinya khan hemat ongkos.
Sesampainya di dermaga tepatnya di gerbang ASDP, kita nungguin Pak Ipong (yg janji jemput kita di dermaga-orang yang punya travel yg kita pake jasanya) eh pas lagi nunggu ada temen kampusnya ka Rahmi yg mengendarai motor dgn anak dan isterinya. Dia juga ingin ke Karimun Jawa Jawa. Hadoh dunia sempit sekali.
Lamaaaaaaaaaaa banget Pak Ipong gak jemput jemput kita. Sama Donna sambil ditelepun telepunin berkali kali. Pertama dia bilang bakal segera ke dermaga, kedua dia bilang lagi di jalan. Terus dia bilang kita dimana. Sama Donna dikasih tau kita dimana. Tapi Pak Ipong gak datemg dateng. Lalu tebak tebakan tampang Pak Ipong dimulai. Gue sempet curiga satpam penjaga gerbang sebenernya pak Ipong yg lg nyamar, Donna curiga tukang sapu yg gak jauh nyapu dr situ itu Pak ipong, Nain curiga dirinya sendiri adalah Pak Ipong.Huahahahaay. Kita akhirnya takut kalo bakalan ditipu……. Suuzon emang dosa. Tapi kadang muncul degan refleknya.
Lalu Donna nelpon Pak Ipong lagi… ternyata dese udah ada di dalem dermaga nek. Ya ampun dese liwat mane seh?????? Gak lama kemudian anaknya menjemput kita dengan membawa motor bebek. Dia ngasih ticket. Gue sempet salah itung gue pikir tiketnya ada enem. Hahahaha tu mas ampe paniki gitu padahal salah satu tiketnya nempel ama ticket laenya. Maap mas. Kekekekeek
Lalu kita ngikutin Mas mas itu masuk ke dalem dermaga. Saat itu waktu sudah menunjukan pukul delapan. Eh bener aje Pak Ipong udah nunggu kita. Dia ndak ikut ternyata ke Karimun Jawa. Kata die nanti ada yg jemput kita di Karimun Jawa. Pak Ipong juga didampingi oleh puterinya.
Di Dermaga ada patung penyu segede gambreng. Kita pada gak napsu mo poto disitu takut tiba tiba patungnye idup terus dari mulutnye ngeluarin api, jadi kita mutusin langsung naek kapal.
Kapalnya kapal pery... gede banget.... maklum norak gak pernah naek kapal peri. Kapal tersebut dibagi menjadi tiga lantai. Lantai pertama buat garasi mobil sama motor, lantai dua untuk kursi kursi penumpang kelas ekonomi dan VIP, lantai tiga pelataran sama tempat nahkoda. Sebelum masuk kapal narsis dulu dong poto2.
Saat memasuki kapal kita langsung cari tempat duduk. Beberapa orang udah ngegelar kasur buat tidur. Kita semua duduk di deret kedua dari depan. Deket sama tipi. Gue sama Ismi kepisah barisan gitu. Gak lama kemudian ada dua bule duduk di depan kita. Nampaknya mereka ABG yg lagi berpetualang. Yg kocak bule yg cewek, gak lama die ngobrol ama temenya die yg cowok dan lumayan mirip vokalisnya kaiser chief dia tidur geleparan di bawah tanpa alas. Deket keset lagi. Et dah. Kagak jijay aje.
Jam 9 tepat kapal membunyikan klakson bunyinya lumayan ngagetin. Saat kapal mulai jalan gue ama Ismi maranin pager kapal. Penasaran kalo kapal belok ngasih lampu sen apa kagak. Hahahaha. Angin laut semilir semilir gitu saat kapal jalan. Ye iyalah masa angin laut semelohay emangnye ape? Halah.
Lama kelamaan daratan Jawa mulai menghilang dari pandangan. Gak jauh dr situ ada pulau panjang. Pulau yg paling deket sama dermaga Pantai Kartini. Setelah puas berdiri di deket pager gue sama Ismi balik ke kursi sambil ngomongin bule depan kita. Oh iya ampe lupa sebelum kapal jalan ada bapak bapak yg kayaknya tuna grahita dagang es. Die maksa gitu buat beli. Si Eka yg baik hati kayak upik abu beli tuh es.
Eniwei setelah beberapa menit di lante dua. Gue sama Ismi mutusin untuk ke atas dek aje untuk menghindari mabok laut. Karena menurut literatur yg gue baca. Mabok laut bisa disebabkan oleh pandangan kita yg sempit, jadi kita kudu menatap horizon.
Sesampainya di ats dek. Termyata orang orang udah pada bikin lapak. Yg paling laku yg deket ruangan nahkoda. Gue ama Ismi duduk deket kursi yg ngadep pager kapal. Deket pager kapal itu banyak sekoci. Gak lama kemudian K Frida nyusul. Terus kita bertiga gelosoran deket situ. Eh ternyata kita senderan di tembok kamar mandi. Dari dalem ada suara orang muntah. Segera kita pindah daripada tersugesti untuk buang jekpot juga?
Perlahan setelah kira kira empat satu jam puau Jawa menghilang dari pandangan. Yang ada hanya laut lepas yaitu laut Jawa. Yg ada hanya aer aer aer aje. Ada langit yg biru cerah. Terus lama kelamaan gue, Ismi sama K Frida tidur gelosoran. Saat itu gue pake celana sedengkul sama kaus polo. Jadi lumayan kepanggang. Gue tidur gak lama. Sekitar jam 12an gue bangun terus bengong aje duduk di kursi. Mandangin lautan yg kayak ager ager. Gelombangnya lumayan gede juga
Terus jam setengah satuan mbak mbak bule ya ada di bawah tadi ke atas. Terus gue tawarin die duduk di sebelah gue. Namanya Sally. Umurya sembilan belas tahun. Dia dari Inggris, Terus die nanya gue, die nanya gue dari mane. Gue Jawab gue dari Indonesia. Terus die bilang dari pulau mana. Gue bilang dari Jawa. Terus die nanya ngapain gue ke Karimun Jawa. Terus gue Jawab. Mau Nyamun hahahaha kagak dah-- gue Jawab mau liburan. Terus gue tanya “ lo kenape tadi tidur gelepakan aje kagak di bawah” die Jawab “ iye gue capek banget” terus gue tanya lo kemane aje sebelum ke Mari “ die Jawab die udeh ke malaysia sama ke bali”
Gak lama kemudian Donna nimbrung. Terus gue ama Donna interogasi si Sally Kali aje Sally kenal sama Jude Law. Eh ternyata die sama kayak gue pikiranye, kata die who doesnt know him? eveybody knows that he is sexy…. Terus gue bilang Yeah absolutely and he is so so so so gorgeous. Btw Si Sally ngomongnye pake logat British gue ampe bilang punten mulu eh maksudnya pardon supaya die ngulangin omonganye. Si Sally ternyata anak guru die kaget gitu kalo gue ama Donna guru. Kate dia kita cute untuk seusia kita. Ye hiela kalo dibandingin ama bangsanye yg tua tua dan bongsor bongsor. Terus gue tanya di Inggris banyak bekpeker apa kayak. Kata c Sally sih Inggris gak popular sebagai destinasi bekpeker. Secara maharani booooooooo living coast di sana. Terus si Si Sally nanya di Jawa ada berapa kampus… gue bilang dengan sotoynya ya ratusan lah mulai dr yg negeri swasta sampe kampus gurem juga ada. Kata si Sally di negeranye kayak ada kampus swasta semuanya punya pemerintah (gue jadi nanya negara mane c yg sebenernye kapitalis? Kog kayak negara sosialis gitu ye Inggris) Terus si Sally nanya ama gue and Donna apa agama kita. Pas gue nanya balik ke Sally die bilang “ I havent decided it.. I don’t know… I only trust in God..but I raised in Catholic family” gue ngangguk ngangguk…. Pas die ngomong family die kayak ngomong fameleh….
Ada yg kocak banget dr obrolan sama si Sally. Die nanya gini. How long if we go to Karimun Jawa via Semarang? Gue dengernya gini How long if we go to Karimun Jawa by submarine hahahaha terus gue bilang there is no submarine there hahaha… no kata si sally “ I mean Semirang” gue masih denger itu submarine (kapal selem) terus gue nanya lagi ohhh Samarinda? No..no kata si Sally..terus Donna bilang ke gue. Semarang kali ga… Terus Donna bilang ke Sally did u mean Semarang? Terus Sally bilang iye Semarang. Ya amplop gara gara lidah tak bertulang terjadi kesalahan misskomunikesien.
Gak lama kemudian munculah dua orang mas mas nyatronin kita. Yg lebih mudaan minta dikenalin ama si Sally. Nama c mas muda itu Ary yg tua gue lupa siape. Terus si mas Ary nyuruh gue nanyain ke si Sally die punya chip zynga poker apa kagak. Hahaha katrok dah. Terus si mas ary nawarin saltchis ke gue ama si sally. Terus si sally nanya : is it ok…? Barangkali die takut diracunin atau die bingung kenape orang orang Indonesia punya kebiasaan nawarin makanan ke orang asing. Terus gue bilang yeah that’s ok..just taste it.. “ kata die saltchies enak. Gue pikir sudah saatnya kongguan ngekspor saltchies ke Inggris. Lama lama si Sally kepanasan dan jijay ama mas mas yg ternyata adalah surveyer yg kecentilan ama die… lalu die turun dah ke dek bawah
Gue dan Donna nerusin ngobrol sama mas mas surveyer itu. K Frida ama Ismi tetep aje molor dengan jumawanye. Tuh mas mas pada nawarin gue dan yg laenya untuk jadi pengisi questioner. Terus c mas mas yg tuaan cerita kali wilayah kepulauan di Indonesia udah banyak yg dikavlingin sama asing. Die juga cerita kenapa die pada survey di Karimun Jawa Jawa. Jadi ternyata oh ternyata lahan di karjaw udah banyak yg beralih fungsi jadi tempat usaha tapi pajeknya kagak lancar ke pihak pemda. Jadi tuh surveyer sewaan BPN mau ngukur lahn yg dah beralih fungsi tersebut.
Sekitar pukul tiga pulau Karimun Jawa sudah terlihat bayanganya. Kalo kata Sunan Muria kremun kremun. Dari sinilah nama Karimun berasal. Pulau itu lumayan gede juga dan ada awan gelap yg menyelimuti pulau itu. Kata mas mas surveyor tu abis ujan. Jam setengah empat KM. Muria yg kita tumpangin merapat di dermaga timur. Total perjaanan jadinya 6 setengah jam.
Rasanye pengen banget segera lompat ke bawah. Udeh gak sabaaaaaaar bet dah. Terus gue, Ismi ama k Frida turun ke bawah nyusul yg laenye. Jreng jreng jreng… di bawah ada orang buang jekpot. Dan lokasinye deket sama kursi gue ama Ismi. Untung tas gue kagak kena jekpot. Supaya gak tersugesti gue ama Ismi kagak mau liat tuh jekpot lagi. Terus kita buru buru dah turun ke bawah.
Sesampainya di lantai bawah..orang orang ngantri keluar dari gerbang kapal. Kita seperti bias nunngu orang pada keluar dulu.Gapura bertuliskan SELAMAT DATANG DI KARIMUN JAWA sudah terlihat. Rasanya gue pengen sujud suyukur dah kayak Paus Pulus setiap nginjek daratan baru. Menurut Pak Ipong kita bakal di jemput sama mobil elep. So kita segera cari mobil elp. Terus ada mas mas nyamperin gue. Nanya ini rombongan mbak Mega ya? Lalu semua menjawab iya massssss bener. Terus kita segera masukin tas ke mobil. Kata mas itu yg ternyata bernama Mas Lukman kita kudu nunggu rombongan laen. Terus kita keluar lagi buat poto poto di depan gerbang. Terus mas Lukman manggil kita. Dia mutusin nganter kita dulu ke penginepan. Terus baru dah jemput rombongan lain.
Penginepan Duta Karimun Jawa milik Pak Ipong lumayan nyaman kelihatannya. Sebelum diantar ke kamar kita dipersilahkan duduk di lobi. Kita dikasih welcome drink berupa segelas es kelapa sama kue pisang. Bentuknye si kayak kue pepe gitu tapi dari tepung beras terusnya tengahnya ada potongan pisangnye. Sambil nungguin mas lukman nunjukin dimana kamar kita kita tarik napas. Ngilangin ships lag. Terus ngeliatin orang orang pada lalu lalang. Terlihat si Sally sama temenya jalan ke arah timur nyari penginepan. Gak lama kemudian Mas Lukman nyamperin kita. Ternyata kita kagak nginep di Hotel Duta Karimun Jawa. Jadi untuk paket bekpeker, nginepnye di rumah penduduk. Kita dikasih dua rumah. Yg atu disebelah duta Karimun Jawa buat k Rahmi dan k Frida, rumah yang atunya ,depanya duta Karimun Jawa, buat gue, Ismi, Donna, Eka dan Nain.
Tempat gue stay terasa nyaman. Gue ama cewek cewek ditempatin di kamar depan. Nain di tempatin di gudang...kesian amat yak... canda deh Nain di tempatin di kamar tengah. Lalu kita semuah gantian mandi. Kulit gue udah mulai kebakar. Udah pada merah gitu. Abis pada mandi tadinya mau nonton sunset di dermaga tapi kagak jadi soalnye mendung. Ya udah kita gelosoran aje di kamar nungguin makan malem.
Kemudian kita makan malem di Duta Karimun Jawa. Menunya w o w.... wow. Kepiting, tahu, ikan sama sayur nangke. Hadoh gak sia sia gue bayar 600 rebeng. Gue ngambil makanan bernafsu sekaleh. Hahaha. Abis jarang jarang pan makan kepiting. Selagi makan kita cerita cerita tentang penglaman di kapal. C Eka, Nain ama ka Rahmi mah tepar tidur di lante dua. Gue cerita tentang pertemuan gue dgn surveyer tadi and cerita tntg si sally. K Rahmi ma K Frida mojok aje ama mas mas kriting. Ternyata mas mas tu orang surade (tahun kemarin kita ke ujung genteng yg notabene ngelewatin surade).
Setelah makan malem, semua balik ke penginepan. Gak pake lama kita semua langsung tidur. Karena besok kita kudu bangun pagi untuk liat sunrise ke Nirwana Resort.

29 Juni 2010 ( nirwana resort, cemara kecil, pulau leang, tanjung gelam, penangkaran hiu)
Sekitar pukul 5 gue dan yang lainya bangun terus pada cuci muka. Sikat gigi dan solat subuh. Kita semua mau menyaksikan sunrise ke Nirwana resort. Jam setengah enam Mas Lukman mengantar kita ke Nirwana Resort. Letaknya di arah timur pulau. Jalanan menuju ke sana menanjak. Melewati perbukitan dan persemakan. Dari penginepan ke sana gak gitu jauh. Cuman sepuluh menit palingan kalo naik mbem. Kalo jalan kaki paling 20 menit.
Kita diturunin di tanjakan. Hamparan pantai sudah terlihat dari atas. Amboi indah sekali. Airnya biru kehijauan. Langit masih kejinggaan. Rasanya gue pengen ngarang lagu deh. Gini ni liriknya. You are my sunshine after the rain; you’re the cure against my feeling my pain. Lah lah ntu mah lagu nainty aeit de griss yak. Nyadur dong yak
Eniwei….. untuk mencapai pantai nirwana yg emang kayak surga ntu, kita kudu menuruni jalan ke bawah. Di sebelah atas kiri. Nampak seonggok cottage dari bambu. Macam di Bali gitu deh bangunanya. Arsitekturnya model Jamaican style. Kata Mas Lukman kita boleh menikmati pemandangan pantai dari cottage.
Sebelum ke cottage kita main main dulu dong ah di pantai. Duduk di atas pasir ngeliatin langit dan nungguin matahari. Sayang saat itu awan awan cumulus menutupi pandangan. Jadi kita gak bisa ngucapin salam sama Mak Tahari. Pak Tahari lagi nyuruh Mak Tahari gak boleh keluar.
Setelah puas nginjek pasir pantai, gue dan yg lainya naik ke atas cottage. Cottagenya terdiri dari dua lantai. Lantai pertama ada terasnya sama kafenya. Di teras ada bangku bangku panjang buat berjemur. Gue bobo boboan sebentar di atas kursi panjang belaga jadi orang bule. Terus setelah itu sama yg lain ke lantai tiga. Di lantai tiga kiga terdapat teras dan tempat amusement gitu. Ada bilyard poolnya. Dari atas pemandangan ke arah pulau terlihat spektakuler. Semburat semburat warna jingga langit berganti dengan warna biru. Oh Indahnya semesta Mu Tuhan.
Kita semua poto poto pastinya dengan kamera Bang Nain, kamera hepong K Frida, Donna, dan K Rahmi. Meski pada belom mandi semua nampak seger kayak abis disiram aer es. Kita poto poto di pager, di ayunan lantai dua, di kursi kursinya. Pokoknya semua area lapak udah kita jajah untuk kita abadikan.
Waktu sudah menunjukan pukul setengah tujuh. Kamipun segera menelpon Mas Lukman untuk minta dijemput karena nanti jam delapan kita bakal keliling pulau dan snorkeling, Yipppppppppie!!!!
Setelah sampe di penginepan ke duta Karimun Jawa untuk sarapan. Sarapan pagi ini adalah nasi pake telor dadang dan ada urap segala sama tempe. Perpaduan yg manstab. Gue gak mao sarapan banyak banyak. Takut kebelet boker pas snorkeling.
Setelah sarapan kita balik ke penginepan untuk mandi dan rapih-rapih. Snunblocked gak lupa dipake. Gue pake celana pendek, kaos longgar. Donna pake tengtop sama celana pendek. C Eka pake legging sama baju lengan panjang. Nain pake baju ski es lhoh? Hahahaa gak die pake baju biasa aje. Yg laen ya pake baju juga lah. Kemudian sekitar jam delapan waktu setempat kita pergi ke dermaga. Lima menit sampe. Di dermaga tedapatlah sebuah kapal kayu. Kapal itu akan menjadi sarana transportasi menuju spot snorkling. By de wei bas wei yg pake paket mahalan dari kita jalan jalan dulu pake kapal yg dilantainya ada kacanya. Jadi bisa liat terumbu dari kapal. Kita bisa juga ikut kapal itu tapi kudu bayar 35 rebu. Kita semua pada ogah karena mending snorkelingan ampe puas deh, Padahal gue, Eka, k Rahmi, k Frida kagak bisa berenang. Hahahahaahaha.
Kemudian, kita semua segera naik perahu. Nama perahunya Sumber Rejeki dinahkodai oleh Mas Kapten Siswanto (yang namanya baru gue tau kebesokanya) dan kita juga punya pemandu namanya Mas Nirin Giring. Mereka berdua memiliki kuit hitam legam kayak beach boy yg ada di felem cowboy in paradise gitu deh. Hahahaahahaha.
Di atas kapal udah ada alat alat snorkling dan live jacket (rompi pelampung) sama Mas Nirin Giring kita semua diminta pake live jacket meskipun kita, kecuali Nain, udah punya pelampung alami. Hahahaay. Prosedur standar keselamatan pariwisata bahari emang harusnya seperti itu. Doa doa pun segera aku rapalkan. Gue baca doa al fatehah sama salam maria. Lintas agama dah.
Kapal Sumber Rejeki bergerak menuju arah barat. Kita mau cari kitab suci sama sung go kong. Hari ini memang jadwalnya ke pulau- pulau yg ada di arah barat. Arus laut begitu tenang. Nggak ada rasa mual. Gue nyoba duduk di ujung perahu. Menikmati siraman matahari. Rada serem juga sih duduk di ujung perahu. Ngeri nyemplung. Pelagi kalo ada polisi tidur. Hahahahaah. Mana ada polisi tidur di laut. Bego ye yang nulis.
Kadang kadang bocah pada masukin tangan ke aer. Untung gak ada hiu buntung yg suka nyaplokin tangan.
Di perahu gak lupa dong poto poto. Dari mau berangkat sampe ada di tengah laut tetep narsis dong awh.
Ketika kapal mendekati pulau Cemara kecil. Sang pemandu yg berambut jigrag menerangkan cara menggunakan alat snorkeling.
” Iya ini adalah alat snorkle” kata dia dengan logat jawanya sambil menunjuk kaca mata sama selang buat napas. Ternyata kacamata itu disebut masker dan selang buat napas disebut snorkle.
Kita ngangguk ngangguk
” ni cara pakenya” di masukin masker ke kepalnya. Terus dia gigit snorklenya. Napasnya lewat mulut karena idung kita ketutup masker. Lalu dia melanjutkan ” ini fin” buat alas kaki supaya kaki kita gak luka kena karang” dia nunjuk ke sepatu katak. Gue liat sepatu kataknya all size dah. Gak ada ukuran 38.
” ooooooooooooooooooo” lalu semua mengambil alat masing-masing dan ngikutin Mas Giring.
Pas pake masker. Muka teh rasanya kayak keteken. Pelagi pas idung kita ketutup karet. Et dah kagak bisa napas. Untuk ngegigit snorkling. Mulut kita kudu monyong. Biar aer gak masuk idung. Terus jangan ada rambut sama sekali dimuka supaya gak ada celah jadi aer gak masuk.
Setelah itu si Mas Giring meluncur ke laut. Buat nancepin sauh di karang. Lalu kita semua siap buat nyemplung. Sumpah dah gue parno banget liat aer. Ngeri aje kalo jaket gue tiba tiba meletus.
Satu persatu teman temen nyemplung. Kemudian tinggal gue, k Rahmi sama Nain. Nain emang pengen moto moto aje. Gue ama kak Rahmi takut. Tapi akhirnya gue ama die pasrah aje. Nyebur dah tapi pelan pelan lewat tangga.
Begitu kaki masuk ke dalam aer. Makjang ngeri bener. Badan gue gak seimbang. Terus belom lagi kalo liat ka Rahmi pengen ketawa aje. Gue ama kak Rahmi pegangan ama Mas Giring. Terus sama Mas Giring kita disuruh nyemplungin pala kita untuk liat ke bawah sana.
Amboi, Rancak Bana pemandangan dibawah. Terumbu karangnyo warna warni. Ikan ikan pada genit bener. Tapi lama lama eyke panik karena aer masuk. Tempo tempo pasti gue ngeluarin pala dari aer untuk ketawa. Untuk menghilangkan rasa panik gue mending ketawa.
Fin membuat kaki gue berat. Jadinye gue naik ke atas kapal dulu buat ngelepas fin. Untuk naikin badan ke atas fin aje susahnye bukan maen. Hahahahaa. Maklum berat di lemak. Setelah naik ke atas perahu gue lepasin fin dan istirahat sejenak. Setelah berani gue turun lagi ke laut. Terus gue ama ka Rahmi diajak sama Mas Giring ke spot yg lain. Seperti biasa gue masih belom biasa jadi masih suka panik. Ditambah lagi ketawa ketawa sama K Rahmi. Perlahan lahan gue mendapat ketenangan lalu berhasil menikmati pemandangan bawah air. Nafas mulai teratur. Kaki udah gak kaku lagi.
Ya Amplop bagus bet dah. Ada anemon, karang warna warni, bnga yg bisa kuncup2 gitu kalo diberi rangsangan. Kalo capek gue berdiri di atas terumbu karang dengan pijakan finya Mas Giring. Terus menghirup udara sebebas bebasnya dah.
Ada mak mak sama anaknya yg kagak pake live jacket. Manstab banget dah tuh mak mak. Temen gue aje yg bisa pada berenang pada gak berani lepas live jacket.
Saat itu kita gak masuk ke pulau cemara kecilnya karena pulau itu tidak diperkenankan untuk dimasuki. Apalagi gue dan temen temen suka bikin heboh kampung orang heboh dengan TOA kita.
Gak kerasa udah jam sepuluh. Lalu kita meneruskan perjalanan. Semua orang naik ke atas perahu.
Perjalanan selanjutnya Ke Pulau Leang. Bukan leak yak.
Perjalanan ke Pulau Leang memakan waktu sekitar sejaman (dr jaman sebelom masehi sampe sesudah masehi) lah. Arus laut udah mulai kenceng. Goncangan mulai terasa. Ismi udah mulai terak tereak gajebo. Gue jadi ikutan tereak tereak juga.
Di pulau yg amat indah ini kita berenang aje, cooling down aja. Pas lagi asik asik berenang si Mas Giring buat pengumuman ada uler. Gue udah ngeri aje apelagi pan uler laut bisanye amat sangat beracun. Eh ternyata itu cuman bangke aje. Emang dasar pelawak. Mane kalo ngelawak kagak ada ekspresinye. Hahahahaa. Kalah sule ama die.
Di pulau ini terdapat sebuah rumah yg dihuni oleh seorang nenek. Di sini gak ada listrik Aer bersih pun gak ada. Dia nampung aer ujan. Et dah. Kalo gue jadi die udah nangis kali saban hari meski tinggal sama Jude Law juga dimarih. Si Ibu penghuni itu memiliki sarana toliet yg sangat sederhana.
Cuman ditutupin sama kaen gitu kamar mandinya. Ya lumayan lah dari pada gue pipis mulu di laut.
Di sini kita juga makan siang. Menunya ayam, mie ama tumis tempe. Enak. Makannye campur ama pasir. Huahahahaa. Kita santap dengan gahar. Snorkeling ternyata bisa membuat lavar.
Setelah makan kita terusin lagi dah berenang2. Gue ngambang2 sambil terlentang. Sama Inang juga. Terus gue, Donna, Ismi ama K Frida main lompat lompatan kalo ombak dateng. Pada stress semua kali. Ya namanya juga pekerja. Sekalinya dapet liburan di tempat asoy begini bener2 deh kesetresanya dilepasin.
Abis berenang berenang. Kita mainan pasir. Gue, Donna sama Eka kayak anak autis nyetak nyetak pasir pake gelas aqua. Terus belaga kayak jualan kue putu. Hihihhihihihi. Eh udah gitu gue ketemu lagi sama si sally dan temenya yg mirip sama vokalisnye kaiser chief. Si bule lekong itu sempet aje baca buku dimarih. Bener bener ye orang negara maju beda bet sama orang negara berkembang. Si Sally berenang bentaran doang. Dia pake bikini kembang2 si Nain ampe gak berkedip liat sally pake bikini. Die heran kog ada ya manusia sepucet itu. Sorry Sally. Kog namanye kayak mirip youghurt yak. Si Eka panggil si sally dengan jukukan sour sally.
Daya magnetnya luar binasa. Gila deh pokoke. Bersih. Meski ya mungkin campur aer pipis aernye. Hahahaahaha.
Sekitar jam tiga kita meneruskan perjalanan. Kita meneruskan perjalanan ke Pulau Menjangan Kecil. Air laut mulai tenang. Paling nyiprat nyiprat dikit.
Perahu mulai mendekati spot snorkling selanjutnya. Tapi ternyata kita gak diberhentikan deket pulau. Ternyata di laut. Dangkal sih. Tapi gue ngeri untuk turun. C Ismi ama yg lain aje cuman berenang bentar soalnye arusnya lumayan kuat. Tapi kemudian tiba tiba. Jreng jreng. Bang aji berani berenang sampe zona neritic sama Mas Giring. Setelah Bang Aji nyampe di perahu die bilang karang di tempat itu bagus. Tapi tetep aje mau bagus kek, ngeri gue. Berenang di laut lepas begitu. Gue ngerinye keseret sampe laut dalem. Iiiiiiiiyyyy.
Lalu karena pada gak tertarik untuk berlama lama disana kita menruskan perjalanan ke Tanjung Gelam. Buat berenang berenang.
Tanjung gelam pada dasarnya adalah bagian dari Pulau Karmun Jawa.
Di Tanjung Gelam Ismi sama Donna ngajarin gue berenang. Kata Mereka yg penting gerakin kaki dulu terus bergerak dah. Okelah gue coba. Eh ternyata bener. Pas lagi asik asikan berenang tiba tiba ada serangan dari belakang datang. Si Bang Aji nenggelemin muka gue. Lalu gue kejar dia. Gue tempongin aje pake pasir. Asem banget c Nain bikin orang trauma sebelom berhasil.
Setelah semua girang di Tanjung Gelam kita balik ke atas perahu. Pas mau naik ada kejadian sangat kocak.
Jadi pan pada dibantuin gitu naik ke atas perahu. Yg bantuin Mas Siswanto. Udeh gitu dese hanya peke underwear aje. Dan telenji dedong bo. Terus Kak Frida pas mau ditolongin bilang gini “ udah saya bisa sendiri” sambil buang muka ke arah horizon. Gue bilang gini “ mas gak pake celana sih. Temen saya jadi takut” huahahaahaha sumpah gue ngomong gitu keceplosan. Maaf mas siswanto bukan maksud hati saya melecehkan. Abis nye muka Kak Frida begitu merah sekali saat engkau menjabat tangan untuk menolong dirinya. That was a kodak moment kali kalo di potret.
Setelah kita kembali ke atas perahu semua, perahu kembali dijalankan. Kali ini ke penangkaran hiu. Hiu? Iya hiu bukan lele bukan bandeng bukan sepat. Tau kan hiu. Yg giginye taring smua. Yg gak ada gigi serinya dan tidak mengalami pertumbuhan gigi susu. Yg di pelem jaws suka gigitin kaki orang. Berarti bahaya dong? Nape ditangkar. Ya buat dibisnisin lah. Kan gigi hiu bisa buat sisir. Siripnya bisa dimakan.
Eniwei. Penangkaran hiu gak jauh dari Karimun Jawa dan wisma apung (penginepan yg dibuat ngapung di atas laut. Semalemnye mahal 135 rebu) penangkaran hiu juga seperti bangunan yg floating gtu. Kayak rumah panggung. Di tengahnya ada kolam hiu. Persisnya ada dua kolem hiu. Kolam yg satu dihuni oleh hiu putih yg bergigi ratusan dan taring semua. Kolam yg satu dihuni oleh hiu hiu yg katanya jinak.
Untuk berenang bersama hiu dikenakan tarif lima ribu. Kapan lagi coba bisa berenang sama pemain felem jaws yg sudah veteran (karena menurut kesaksian Mas Giring hiu hiu itu udah diompongin)
Lalu saya memberanikan diri untuk nyemplung ke kolam. Ditemani oleh pemandu saya Mas Giring yang baik hati tidak sombong dan rajin menabung. Dia ngajakin kelling kolem yg berdiameter sekitar tiga meter kayaknye. Dan berkedalaman sekitar tiga meter juga. Dikolem selain ada hiu yg bikin gue parno, juga ada mahluk mahluk lainya. Misal bintang laut, penyu, ikan badut, plankton dan ikan cere. Lucu deh ikan badutnya. Masa ikan badutnya men ciluk ba sama Mas Giring.
Selama di kolem gue tereak tereak heboh kalo ikan hiu deketin kaki gue. Padahal hiu2nye juga takut ama gue. Dah gitu ada ibu ibu yg mirip sama gue. Ni ibu2 udah ketemu juga di kapal muria kemarenan. Gue panggil die mama mama. Tp die gak nengok. Hahahahaha.
Lalu sekitar limabelas menitan yg laen pada ikutan nyemplung. Dan bersama tereak tereak kalo hiu nyamperin. Tak lupa juga berpose dan moto sama bintang laut dan penyu. Penyunye kesian dah diangkat2 mulu. Tenaganye dieksploitasi dan dijadikan model tanpa dibayar. Jadi inget penyu2 yg ada di ujung genteng. Apakabar ya penyu2 ganteng itu.
Lalu datanglah seorang ibu dan 2 orang anaknya. Mereka nyemplung dengan asiknya hanya dgn alat snorkling. Gue ngiri banget sama mereka. Bisa berenang dgn leluasa. Gue nyesel ngapa gue gak bisa bereneng. Gue pengen berenang antar selat pan lumayan bisa hemat ongkos ferry. Hahahhaha. Hush.
Tak terasa sudah sejam di kolam hiu. Bukan lautan hanya kolam hiu. Kain dan jala untuk mengidupimu.
Lalu kita kmbali ke Karimun Jawa. Oh Tuhan hari ini sungguh indah sekali. Kau suguhkan pemandangan yg indah dan tak akan terlupakan. Dan masih ada perjalanan besok. Oh aku tak sabar. Biarin deh badan tambah lebar.
Begitu sampe dermaga dan turun dari perahu. Kita langsung puto puto. Nain sama Donna girang banget poto sama Mas Siswanto. Mereka kagum dengam kekekeran badan Mas Siswanto. Macam model L Man. Dan ini tanpa pitnes. Hasil bentukan alam bo. Hahahahahaha.
Lalu kita pulang ke penginepan. Di jalan gue ketemu sama surveyer surveyer BPN yg kemaren ketemu di kapal. Mereka lagi pada mancing. Au ape yg dipancing mungkin mancing kerusuhan barangkali.
Di penginepan kita udah disambut dengan es kelapa buatan Bu Udin (nama isteri pemilik rumah) es kelapanya dibuat pake sirop merah. Segarnye. Enak dah capek capek disuguhin es kelapa. Kita makan es kelapa sambil nunggu giliran mandi.
Di teras kita ngobrol sama bapak pemilik rumah. Gue heran sama kebiasaan orang Karimun Jawa Jawa yg markir motor dengan kunci menggantung. Gak ngeri dicolong apa. Kalo kata Nain di Jakarta beberapa menit udah langsung di bawa orang. Kata Bapak Udin ngapain takut kalo mau dicolong mau di bawa kemana wong sekeliling pulau cuman laut. Nain bilang bisa aja kalo dipretelin. Kata Bapak Udin ya ndak mungkin di pulau ini semua sudah saling kenal jadi kalo ada orang yg mencurigakan bisa ketauan.
Setelah semua mandi dan membersihkan pasir dari baju kita semua pergi untuk makan malam ke Duta Karimun Jawa. Kali ini menunya sangat istimewa. Cumi, tiram dan tahu. Sayurnya ape ye gue lupa. Semua orang makan lahap.
Bay de wi, ada rombongan bokap bokap tanggung gitu yg waktu siang si pake tipi dgn emblem DPRD. Bokap bokap itu setelah makan bawa penyenyeong dangdut seksi ke suatu tempat. Salah satu penyayenyong dangdut itu pake stoking jaring jaring besar. Mungkin bisa dijadikan buat pukat harimau. Jaring buat nangkep ikan yg sifat tangakapanya itu massive. Lalu pas pulang ke penginepan kita gosipin tuh bapak bapak pada. Gimana ya tu isteri bapak bapak DPRD yg terhormat di rumah. Nyangkain suaminya pada ngejalanin tugas negara padahal........
Abis puas gosip kita tidur. Klit gue udah merasakan sun burn. Panas banget. Apalagi bagian tangan. Ya gue tahan aje deh. Rasa perihnya udah ketutup sama rasa senang karena tawa, canda, dan bajía.

30 Juni 2010 (Pulau Cilik, Pulau Tengah, Gosong Seloko, Dermaga)

Pagi sekitar jam lima gue bangun dari tidur nyenyak. Makjang, badan gue pegel banget. Berasa digebukin preman yg lagi menstuasi. Gak bisa digerakin. Tangan mulai berasa perih dan pegel. Makin perih malah. Gue pegang buseng dah panas banget. Mungkin lemak yg ada di bawah kulit tangan gue bisa nyimpen kalor. Hmmh.
Lalu kita gantian buat mandi. Dan rame rame nyuci baju. Setelah mandi gue jemur baju. Tengsin juga si jemur kacamata dan underwear di luar. Hahahaaha. Mane bapak bapak DPRD itu lg pada kongkow di teras duta Karimun Jawa. Sebodo amat dah yg penting kering baju kawan2 dan eyke.
Lalu setelah jemur baju, kita sarapan di Duta Karimun Jawa. Menu kali ini nasi goreng. Dengan telor dadang. Oh ya yg paling gue gak bisa lupa setiap makan adalah kerupuk udang dan kebiasaan Ismi yg males ambil aer sendiri. Dasar emang anak bontot kagak jadi.
Setelah sarapan kita kembali ke penginepan untuk siap siap. Hari ini gue pake kaos putih yg sablonanya sama kayak Donna. Tapi Donna warna kuning. Gue pake celana sedengkul tapi buat berenang gue pake celana pendek lagi.
Setelah semua siap kita ciao ke dermaga. Dianter pake espas abu abu oleh Mas Lukman.
Hari ini kita berangkat bersama rombongan yg lain. Kita berangkat sama keluarga Yg dari Surade itu. Ternyata sang kepala keluarga sedang berkuliah di UNJ ngambil S3. Dia memanggil geng kita dengan sebutan UNJ. Kalo dia manggil gitu gue jadi pengen nyanyi yel yel jaman ospek dulu: Hei histori datang hu ha histori. Hahahahaa
Kapal untuk hari ini bernama Sumber Makmur. Dinahkodai oleh Mas Udin Ompong. Seorang pelaut keturunan Bugis. Di Karimun Jawa memang ada pemukiman Bugis. Belom dapet infonya niy bagaimana pelaur pelaut bugis itu bisa beranak pinak di sana.
Hari itu kita dipandu oleh Mas Giring dan Mas Zaenal. Tadinya gue sempet khawatir juga soalnye Mas Giring gue kirain kayak ngikut soalnye eyke udah cocok ama die. Kayaknye die doang yg mau bajunye gue tarik tarik pas lagi snorkling. Hahahay. Eh ternyata Mas Giring ikutan kita. Horray.
Perjalanan kali ini diarahkan ke kepuluan di sebelah timur. Menurut info dari Pak Udin tadi malam. Perjalanan ke wilayah timur sangat mengerikan karena gelombangnya lumayan ganas. Biasanya orang orang milih nyusurin pulau ke arah timur terus baru naik perahunya dari sana. Gue mah pasrah aja dah.
Hari ini dipenuhi oleh tereakan ala korban kekejaman pol pot. Gue, Ismi, Donna, K Rahmi pada tereak. Aji gile deh pokoknye gelombang di area timur. Kapalnye aje ampe miring. Rombongan Surade teneng tenang aje herannye. Anak bayi dan bocah balita yg mereka bawa juga baik baik aja nampaknya. Jangan jangan di kampung udah biasa lagi main di ombak yg mengerikan seperti ini. Kite aje udeh tereak ampe pita suara mau copot.
Apelagi Ismi mungkin desible suaranya bisa bikin kelelawar sama anjing pelacak jadi tuna rungu. Dan mungkin tereakan Ismi yg membuat lumba-lumba gak mau menampakan dirinya. Sungguh perjalanan yg ekstrim. Dan sepertinya Mas Udin Ompong sengaja milih gelombang yg kadar keekstrimanya tinggi. Aer ampe nyiprat nyiprat. Baju udah basah sebelum nyemplung. Ih kalo inget gue ngucapin alhamdulilah karena gue dan yg lainya kagak tumplek ke laut. Pantesan aja hari ini kapal yg dpake itu kapal kayu ukuran besar. Kalo pake kapal yg kemaren bisa tumpah semua kali dan keluar di koran. Dengan tajuk: dua rombongan terhempas dari dalam kapal kayu di perairan Karimun Jawa Jawa. Ih amit amit jabang olahraga.
Perjalanan begitu terasa lama. Like unfinish journey. Tapi saat ditengah lautan ada pemandang spektakuler. Ada rombongan elang laut yang berputar membentuk formasi di atas permukaan laut untuk mencari ikan. Sungguh emang Tuhan memberikan kecerdasan pada semua mahluk. Coba gue bawa remote universal terus gue slowmotion gerakan elang2 itu. Pasti indah. Terus gue stel dah lagu chopin.
Sekitar satu jam kita sampe di Pulau Kecil. Kita boleh milih mau snorkeling apa nggak. Kalo mau snorkeling bayar 35 rebeng. Ya kayaknya c di pulau ini spot snorkelingnye bagus dah. Ye udin jadinya pada snorkeling dimarih. Turun dari perahu gue rada ragu untuk nyemplung. Perahunya belom ada di pulau masih agak jauh dr perahunye. Si Mas Giring ngejorokin gue. Asem emang tuh gak jadi dah gue ngefens ama die abisnye main ngejorokin aje. Di sekeliling perahu banyak ikan ikan kecil warna biru. Doyan lagi sama ciki. Ikan yg maruk. Gue snorkeling kagak berani jauh jauh dari perahu abis mengerikan nampaknya kalo jauh jauh. Btw mas mas surade yg rambutnya keriting nyelem gitu sama Mas Zaenal (salah satu guiede). Idih gile kayak ikan pesut gerakanye. Sekali lagi saya ngiri sama orang yg bisa berenang.
Lalu Mas Giring ngajak ke areal Taman Lawang. Hush. Maksute Taman lautnya. Gak jauh si sama Bibir Pantai. Gilingan bo, karang dimarih lebih manstab. Aernye lebih jernih. Banyak ikanye lagi. Tapi tetep kadang gue tereak treak heboh kalo aer udah masuk ke idung. Secara idung eyke gede jadi suka meleber gitu. Hahahaa.
Mas Giring dgn sabarnya benerin posisi masker gue. Bagaikan make up artis yg setia benerin bedak artisnya. Live jacket gue juga die kencengin. Ya Ampun jadi terharu sayah. Terus tanganye nunjuk nunjuk ke arah kiri. Gue pikir ada kapal selem amerika lewat. Eh gak taunye ada karang dengan warna yg semolohai. Biru biru merah jambu gitu.
Di bawah sana gue yakin pasti lebih bagus. Kayak ada lorong lorong gitu. Banyak karang tajem tajem. Jadi gue kudu berhate hate supaya gak kegores. Terus ada bulu babay juga. Kayak Rambut si Mas giring dah. Hahahaha. Maap Mas. Gue dibawa ke arah pantai. Pas udah deket deket pantai gue disuruh nginjek dasar. Ternyata cetek bo. Bis ntu kita men maen di pantai dah. Ternyata di pantai udah rame orang. Ye iyelah masa rame sama pasar tumpah emangnye ini di cirebon apa.
Pulau ini sudah menjadi milik pribadi. Pemiliknya adalah cina semarang. Spertinya cukong. Gile die beli dengan harga berapa ya. Ck ck ck. Saat ini penghuninya lagi gak ada di tempat.
Setelah bersnorkling kita makan siang. Pake Ikan bakar. Yg dimasak oleh chef udin ompong. Ikanya bujug buneng dah enak banget. Kulitnya keras gitu kayak cangkang ape kulit buaya ye. Tapi dagingnye beh makjang nikmat sangat. Manis. Sampe sampe lauk ayamnya gak dimakan. Ayam disini mah gak laku. Udah dibosenin.
Lalu setelah makan lanjut lagi berenang sampe capek dan sambil becanda sama yg lainya. Donna main kuchi kuchi ho ta hai sama mas giring. Hahahaha. Coba gue stelin lagu india yak. Manteb dah tuh bisa masuk you tube. Girang bangat Donna rambutnya dipeperin pasir.
Lalu setelah berberenang ria kita meneruskan perjalanan ke Pulau Tengah.
Maka perjalanan dengan gelombang yg mendebarkan dimulai kembali. Tereakan kembali membahana. Tapi intesnsitasnya mulai berkurang. Gue milih nyenyong aje.
Pulau Tengah adalah sebuh pulau. Ye iyelah pulau. Pulau ini juga merupakan sebuah pulau yg sudah menjad milik pribadi. Di sini juga dijadikan tempat penagnkaran hiu. Tapi gak segede di Karimun Jawa. Di sini rame banget. Beberapa rombongan udah pada asik aje snoklingan sama mandi. Ada keluarga dari Swiss. Dengan anak anaknya yg masih kecil. Anak anak itu punya bapak yg bisa bahasa indonesia. Paling banter ngomong permisi, selamat siang, halo, sama apakabar.
Karena rame ama rombngan lain. Kita mutusin untuk nyantai dulu. Yg lagi solat solat. C Eka moto moto keliling pulau. Gue, Nain sama Donna gosip sama Mas Giring. Si Nain juga sambil bikin mie sama kopi. Bukanye mie berkuah kopi ya. Sambil makan mie. Mas Giring bercerita. Dia ternyata pernah merantau ke Jakarta. Di deket tempat kerjaanya ada salon bences. Tau dia salah satunya. Hahahhay. Terus kite juga ngobrol sama zaenal. Dia adalah alumni SMK Kelautan Karimun Jawa Jawa. Dia ternyata seumuran sama ponakan gue. Terus kita juga cerita sama Mas Udin ompong. Dia gak bayak cerita karena dia harus nganterin rombongan surade ke tempat laen. Jadi rombongan kita ditinggal dulu di pulau ini. Terbersit kengerian kalo ampe ditinggalin. Hidih ngeri amat. Bukan ape ape masa iya gue hidup sumur hidup sama temen temen gue yg gila itu. Ntar gue ketularan gila lagi. Hahahaha. Kebalik kayaknya.
Setelah pulau agak sepi kita mulai snorkeling lagi. Gue mulai memasang peralatan. Yg lain juga. Eka ama Donna ikutan. Tapi mereka cuman sebentar. Jadilah gue berduaan snorkeling sama mas Giring. Mas Giring ngajak ke tempat yg lumayan jauh. Gue ngeri aje dibawa ke laut Jawa yg bener bener lepas pantai. Ternyata tidak. Gak jauh jauh Amat kog. Tapi lumayan dalem. Ya seperti biasa gue sering banget kemasukan aer. Dan sering minta benerin bedak sama blush on ke Mas giring. Lama kelamaan gue bisa enjoy juga dan kita berenang ke tempat yg lebih jauh lagi.
Gile cing, karangnye bener bener manstab disini. Lebih diverse dan aernye jernih bet. Ampe mau nangis liatnya. Gue gak berenti2 ngucapin tasbih pada Allah. Dan bersyukur punya kesempatan ke tempat seindah ini. Jiwa gue sangat tenang melihat terumbu karang dan ikan ikan yg berseliweran. Lagu sponge bob terputar spontan di otak gue.hoWho lives in a pineapple under the sea? Sponge Bob Square Pants!Absorbent and yellow and porous is he. Sponge Bob Square Pants! Sponge Bob Square Pants!
Siapa yg tinggal di rumah nanas bawah laut? Sponge bob celana kotak! Menyerap, kuning dan berpori dia. Sponge bob celana kotak! sponge bob celana kotak!
Lama lama gak kuat napas, maklum udah oma oma. Jadi gue memutuskan untuk kembali ke pantai. Sesampainya di pantai gue cerita ke temen temen bahwa terumbu karan di sana begitu ndahnya. Lalu yg lain snorkeling sama Mas Giring. Gue berenang berenang aje sendirian di pantai. Maen sama anak anak bule. Sayang mereka gak bisa Bahasa Inggris. Bahasa Inggris yang mereka bisa cuman You monkey you monkey aja. Asem gue dikatain monyet. Awas lo ye anak anak kompeni. Gue sebor aje muka mereka pake aer laut. Rasakan ini anak kompeni. Hahahahahhaa. Untung anak anak itu pada kagak ngamuk. Cuman ngebales aje nyemprot muka gue pake aer laut juga. Eh pas lagi becan da becanda paha gue dicokot sama anak kepiting. Huaaaaa. Gue kontan bangun. Gue lepas aje terus gue lempar. Tuh anak anak kompeni ketawa ketawa. Mak bapaknye juga ketawa. Untung gengan yg laen pada kayak ngeliat. Ni gue buka ni ye rahasia gue bersama anak anak kompeni itu.
Setelah semua kembali dari kegiatan snorkeling. Kita kembali pulang ke Karimun Jawa. Karena udah sore. Kali ini tanpa rombongan Surade. Kapal Sumber Makmur dikuasi bajak laut UNJ. Hahahahahaha.
Setelah semuanya nik. Pak Nahkoda Udin Ompong menyalakan mesin lalu kapal di gerakan ke arah mane gue gak tau deh mata anginnye.
Gelombang laut sudah tidak terlalu menyeramkan. Malah Si Mas Giring tidur tengkurep di ujung perahu. Mungkin dia sedang berkata pada aer laut bahwa hari ini di stress membawa rombongan orang gila yg suka tereak tereak. Ismi yg rajanya tereak dan Eka tidur senderan di dinding ruangan kokpit (mesin maksudnya). Yang laen bengong bengong aje. Gue bengong mikirin negara yg gue tinggalin hampir seminggu. Abisnye di marih kayak bukan di Indonesia. Jyah.
Di tengah perjalanan kapal berenti di Gosong. Si Mas Udin bilang ayo siapa yg mau beli Gosong ini. Ogah dah gratis juga ogah. Pagi pagi dah tenggelem. Gimane mau bangun rumah disitu. Ntar kalo tuh gosong jadi puau beneran gue beli dah. Hmmm itu berapa ratus tahun lagi ye kejadian? Lalu Kapak Sumber Makmur diparkir. Kita dipersilahkan turun ke Gosong. Gue malay bet turun. Takut keanyut. Yg laen pada moto moto di gosong. Dengan pose lompatan belalang tempur. Enuwi Gosong itu artinya terumbu karang yang naik ke atas permukaan laut terus mengalami pelapukan sehingga menjadi daratan baru.
Setelah pada moto-moto di gosong. Gantian gue yg moto-moto. Sama Guide Giring Jigrak. Di atas perahu. Kata si Nain poto pre wedding. Buahahahaahaha. Kampret mang lo semuah.
Lalu perahu kembali berjalan. Semua orang duduk diem dan bengong lagi. Gue sedih juga karena ini hari terakhir keliling-keliling kepulauan Karimun Jawa. Besok sudah harus pulang. Gue rasa sebenernya kudu sebulan stay di gugusan pulau ini, empat hari tiga malam itu sangat tidak cukup untuk menikmati keindahan gugusan pulau ini. Gue rasa masih banyak spot menarik di kepulauan ini. Dan kita juga belum pernah wisata ziarah ke makam Sunan Nyamplungan. Salah satu wali yg dibuang oleh ayahnya (Sunan Muria) karena nakal dan tidak bisa diatur. Makam itu ada di Pulau Karimun Jawa. Ada di atas bukit. Kalo menurut Mas Giring itulah sebabnya lekong lekong Karimun Jawa rada nakal. Gue gak nemuin pada nakal nakal ah. Pada baek baek aje keliatanya. Ntahlah apa konsep nakal yang dimaksud.
Eniwei, sekitar 45 menit kita sampai di Dermaga. Muka udah pada item semua. Macam dakocan aja. Bekas masker snorkeling nyeplak dengan kerenye di muka bocah. Hahahaahaha sumpah katrok banget muka kita pada. Mungkin kalo diliat sama agen iklan obat kulit kita bisa diterima tanpa audisi. Dibayar semilyar mungkin.
Gue pribadi udah merasakan sunburn. Panas membara di tangan sama kaki. Perasaan gue mengatakan kayaknya suatu hari kulit gue bakal terkelupas seperti uler melingker di atas pager bunder bunder. Tapi gak papa. Karena gue sudah menginjakan kaki di tempat indah ini. Sudah memasukan tubuh gue ke airnya. Sudah menikmati hembusan angin lautnya. Sudah bercengkrama dengan sebagian kecil penduduknya. Sudah pernah nyuci baju di pulau ini. Sudah pernah makan makan di pulau ini. Sudah tertawa, terharu dan teriak teriak di pulau ini. Kampret gue jadi mau nangis.
Eniwei, di alun alun deket dermaga udah banyak yg jualan. Gak banyak kayak di alun alun kota yg ada di daratan sih. Yg nampak oleh mata adalah roti bakar, dua warung nasi dan tukang bakso ikan (macem fast food yg ditusuk sate). Ekonomi di pulau ini lebih banyak ditopang oleh sektor pariwisata. Apa jadinya pulau ini kalau tidak ada wisatawan? Sudah ramai dengan wisatawan saja listrik masih nyala duabelas jam. Barang barang konsumsi masih harus di impor dari Jawa daratan. Thanks to Karimun Java citizen who cares with tourism development.
Di Dermaga, kita dijemput espass lagi. Sebelum ke penginapan kita dibawa keliling. Gak keliling pulau juga sih. Kita diajakin ngeliat sekolahan SMP, SMK, kantor camat sama kuburan. Kata Mas Lukman sembari nunjuk kuburan: iya ini rumah masa depan orang orang Karimun Jawa. Ada yg mau tinggal di sini? ” kontan kita menjawab kagak....
Ketika sampai di penginapan. Kita langsung menhempas tubuh kita di teras. Cuapek tapi seneng banget. Udah gitu, sama ibu yg punya rumah kita dibuatin es rumput laut dengan sirop merah. Rumput laut adalah komoditas pertanian di Pulau Karimun Jawa. Malah budidaya rumput laut dijadikan salah satu jurusan di SMK Karimun Jawa Jawa. Rumput laut diolah menjadi rumput laut kering. Jadi untuk mengolahnya tinggal diseduh. Hmmmm segar sekali es rumput lautnya. Maknyos makjang dah.
Lalu kitapun bergantian mandi. Setelah mandi dan dandan (biasa gairah ngebencong setelah liat alun alun kambuh lagi) gue sepedahan sama si Eka, Nain dan inang Donna ke dermaga untuk menyaksikan sunset. Yang lainnya tepar.
Gue boncengan ama inang Donna. Nain ama Eka. Mereka berdua duluan. Gue boncengan sama inang gak sampe dermaga karena sebelom sampe dermaga si inang gue turunin. Rada kagok gue abisnya boncengin si inang. Mane hampir nabrak emak emak lagi. Ya demi keselamatan seluruh penduduk pulau gue solo drive aja lah. Lalu setelah gue dan inang sampe dermaga. Kita menyusul Eka dan nen yg udah nemplok di kapal. Kalo gak salah sih kapal punya AU ape puskesmas keliling ye? Lupa eyke.
Di atas kapal yg sedang berlabuh itu, kita menikmati sunset, Tapi sekali lagi matahari tertutup awan. Cahaya sunset menyisakan gradasi warna kemerahan di awan awan nimbostraus. Kayak wedus gembel jadinya. Sebenernya momen sunset sudah lewat daritadi ketika gue bersepeda dari penginepan ke dermaga. Sunset juga meninggalkan bayangan di atas lautan. Mungkin kesempatan ini gak dateng dua kali. Mungkin ini adalah pertama dan terakhirnya gue kesini jadi gue gak akan pernah menghilangkan kenangan ini dari bagian memori otak gue. Ah jadi sentimentil.
Eniwei ketika gelap mulai datang dan menggelayuti langit Karimun Jawa gue dan yang lainnya kembali ke penginapan. Gue kembali mengayuhkan sepeda dengan kayuhan yang berat. Karena besok kita harus pulang.
Jam tujuh waktu setempat, kita semua menikmati makan malam terakhir kita. Lalu setelah makan malam kita jalan jalan ke alun alun. Sebelum ke alun alun kita semua mapir dulu ke toko oleh oleh. Dagangan di sini mahal mahal bet. Kaos oblong aje 60 rebu. Ikan asin 20 rebu. Gelang yg biasanya 2000 jadi limaribu. Gantungan kunci juga maharani bo. Goceng. Oleh oleh khas sini selain hasil laut adalah tasbeh yg terdiri dari tiga kayu yg cuman bisa tumbuh di sini. Yaitu setigi, dewandaru dan kalimasodo,
Gue, Kak Rahmi dan Kak Frida berencana ke toko ini setelah balik dari alun alun.
Ketika kita jalan menuju alun alun kita salah belok jadinya kita secara gak sengaja menyusuri pemukiman orang orang Karimun Jawa. Rumah disini bagus bagus. Penghasilan orang sini mungkin besar tapi pengeluarannya kecil kali ye. Ya apa apa yg mau dibelanjain? Mall gak ada, makan ikan tinggal tangkep. Ayam tinggal potong. Orang sini keinginannya gak semuluk orang kota. Enak bener mau cari tenang batin di marih Sesampainya di alun alun alun, kita menikmati roti bakar. Pedagang roti bakar baru berjualan empat hari di Karimun Jawa. Cerdas juga dia, karena bisa membaca pangsa pasar. Dagangannya laku keras. Di depok mah tukang roti bakar kayak gini seabrek abrek malahan kadang dagannyanya gak laku. Dagang somay di sini laku kali ye. Ikan juga tinggal tangkep aje. Bisnis kuliner di sini kayaknya menjanjikan.
Balik lagi ke roti bakar, Roti bakarnya enak juga. Potongannya imut imut banget. Sambil makan roti kita ngobrol ngobrol di alun alun. Dan juga ngeliatin anak anak yg main bola. Setelah puas main di alun alun kita pulang ke penginapan.
Sesampainya di penginepan gue ambil uang terus balik lagi ke toko oleh oleh sama kak Rahmi dan kak Frida. Gue beli gantungan kunci buat gue sama dua ponakan gue. Tasbeh buat bapak gue dan gelang deh. Kak Frida ama Kak Rahmi beli gelang juga kayaknya. Lupa gue. Ibu yg punya toko ternyata dari Jakarta. Suaminya asli Karimun Jawa. Ibu pemilik toko ini gak mau kembali ke Jakarta karena udah kerasan hidup disini. Irama hidup di sini memang lambat-- cocok untuk orang orang yg gak mau hidup di bawah tekanan. Tapi kayaknya gak ada manusia yang bebas dari tekanan hidup. Iya nggak?
Satelah shopping kite balik ke penginepan. Packing baju baju yg abis dijemur. Eniwei baju baju yg abis dijemur selalu dilipetin sama Bu Udin. Berasa ada emak dah di penginepan ini. Baek bet dah. Mane orangnye gak rempong. Ngebebasin kita. Servicenya TOP BGT dah. Sederhana tapi tulus. Itu yg penting dan mengena ke hati. Itulah yang bisa membuat rasa kangen muncul. Gue jatuh cinta sama pulau ini. Sampe sampe males rasanya untuk tidur. Takut hari ini ganti.


1 Juli 2010
Jam enam gue bangun. Yah hari akhirnya berganti juga. Gue pengen banget mundurin hari hari kemarin. Tapi apa daya gue ini hanya manusia. Lalu gue bergegas mandi. Setelah itu gue beberes. Hati ini rasanya sedih banget gak rela juga maíz pengen banget eksplore pulau ini lebih lama.
Jam tujuh semua dipanggil untuk sarapan. Makanan pagi ini gue lupa apaan. Setelah sarapan kita semua pamit sama Ibu pemilik rumah, sama mas giring, sama mas lukman, mas udin ompng. Mas Siswanto entah ada di mana. Sebelum berangkat ke dermaga kita poto poto dulu sama ibu pemilik rumah. Ibu nya sedih gitu kita tinggalin. PD amat c gol? Heheheehehehe.
Pukul setengah delapan. Kita diantar ke dermaga. Gue segera rekam lagi dalam ingatan bagaimana pulau Karimun Jawa itu. Bagimana suasana dermaga. Bagimana kesibukan nelayannya. Bagimana pantai pantainya. Bagimana kenangan hari hari lalu. Lalu gue dan yg lainnya melangkahkan kaki ke dalam fery KM Muria. Setelah masuk dan menaruh tas di kusi penumpang. Gue, ismi, dona, ka frida bergegas ke atas dek. Langsung ngetekin lapak deket ruang nahkoda karena disitu adem.
Jam delapan kapal berangkat.
Perasaan gue campur aduk. Mau nangis. Mau marah. Mau ketawa. Mau tereak. Gue nahan aer mata aje. Patah hati gue ninggalin daratan Karimun Jawa. Dadaku sesak. Aku butuh napasin. Dan napas buatan Jude Law. Gue segera ngendok di teras ruang nahkoda. Menangis dalam hati. Gak sudi untuk untuk kembali ke dunia nyata. Gak sudi rasanya bangun dari mimp ini. Mimpi yg menjadi nyata lalu terbangun. Terbangun karena kenyataan di dunia pararel. Halah kenape gue jadi berpuisi begini?
O ya, ibu Udin bawain jambu aer bakal bekel di kapal buat ngilangin mabok. Aduh Bu perhatianmu membuatku susah lupa. Bener juga gak perlu antimo. Berkat jambu gue jadi gak eneg. Ismi sama Kak Rahmi yg beberapa menit lalu nyusu; le atas kuga merasakan khasiatnya.
Jam sembilan gue tidur. Tidur tidur ayam sih. Gak nyenyak. Karena deru mesin lumayan ganggu dan perasaan sedih juga. Gak kerasa tidur ayam gue lama juga. Tau tau udah jam dua belas aje. Gue bangun si inang Donna lagi baca buku religi. Ismi masih tidur. Kak Rahmi juga. Kak Frida smsan.
Lalu kemudian gu minta pijitin donna pake minyak kayu putih. Pijetannya inang Donna mantap nian. Mabok gue pun perlahan hilang
Sekitar pukul dua. Daratan Pulau Jawa sudah nampak dari kejauhan. Jepara sudah ada di pelupuk mata. Karimun Jawa ada dalam bayangan yang menempel erat dalam memori. Moga memori ini tak terkorupsi oleh kenangan gak penting. Jam tiga KM Muria sampai di Dermaga Pantai Kartini.
Sesampainya di daratan gue masih merasakan goyangan. Goyangan kapal masih terus menghantui sampai di terminal.
Kita menumpang becak ke Terminal. Satu becanya sepuluh ribu. Gue berdua sama Inang Donna. Formasi yg lain saya lupa. Ternyata dermaga-terminal gak gitu jauh. Jalan kaki juga bisa sih sebenarnya. Tapi rasanya kaki terasa tidak menempel pada paha.
Di terminal kita segera mendatangi loket pembelian karcis untuk membeli tiket. Loket pertama yg kita datangi adalah loket PO Nusantara. Tiket ada tapi duduknya pisah-pisah terus gak sam lagi destinasinya. Harga tiketnya 130 include makan malam. Lalu kita pindah ke loket Senja Furnindo.
Ternyata ada ada keberangkatan yang kebetulan sisa kursinya pas tujuh orang dengan destinasi Rawamangun. Si Ismi tadinye sempet minta ke destinasi yg ke pulogadung tp niat itu diurungkannya. Bis berangkat jam setengah enam malam. Lalu kemudian kita nitipin tas. Dan mencari masjid untuk solat ashar.
Di masjid dalam terminal kita ngaso, sholat ashar dan menikmati makan siang yg dibawakan oleh duta karimun. Sakit gue nelennya. Masih sedih soalnye. Masih berasa tadi pagi ada di daratan Karimun Jawa.
Sekitar jam lima lewat kita ke loket menunggu bis dateng. Di loket gue ama ismi kayak ngerasa gempa gitu. Ship lag makin parah terasa. Yang lain malah gak ngerasain. Kita ampe nanya bapak2 yg lagi duduk nunggu bis. Kata bapak2 iru mungkin kita pernah trauma ama gempa. Hahahaha.
Bisnya sampe jam setengah tujuh. Telat satu jam sodara2. Tapi gak papa kita jadi sempet beli snack di indomaret yg ada di luar terminal. Gue aje sempet beli jus anggur.
Ketika bis sampai kita langsung nangkring di tempat duduk masing2. Gue duduk ama dona. Nain ama Ismi. K Frida ama K Rahmi. Dan Eka menyendiri di depan
Fasilitas bis ini oke banget. Selain dapet makan malem ama snack bis juga dilengkapi tempat duduk yg ada tatakan kakinya, ada selimutnya ada vcd yg menyiarkan lagu dangdut lokal dan ada toiletnya. Jauh banget ama kereta ekonomi Jakarta-Semarang. Jadi kangen ama madame speak louder. Sepi gaka ada dia. Hahahahaa
Dalam perjalanan kita semua langsung tidur nyenyak. Bangun pas bis berenti di Wleri buat makan malem. Makanya model prasmanan. Manunya nasi, sayur sop, mie goreng ama ayam. Minumnya teh manis anget. O ya kita makannya pake kupon. Jadi kuponnya ada di dalem tiket.
Setelah makan kita kembali ke bis, saat semua penumpang sudah naik bis kembali berjalan. Gue ngantuk berat kayaknya rasa capek kemaren baru kerasa sekarang. Dan teparlah gue.

2 Juli 2010
Saat gue bangun bis sudah ada di daerah Subang. Gila gue berasa tidur di sorga jalan. Nyenyak banget. Bang Aji, Ismi ama Donna udeh bangun duluan. Ismi nawarin gue Tango lalu jadilah gue makan Tanggo. Dan gue nyicipin snack dr bis. Snacknya berupa roti isi kacang ijo. Enak juga.
Ketika bis memasuki wilayah Cikampek panggilan alam mulai terasa. Gue kebelet pipis. Masuklah gue ke toilet bis. Toiletnya berukuran 1 meter kali I meter. Berasa kayak kapsul ruang angkasa. Hanya ada wc sama bak aer. Gue c ngarepinnya ada bath up ama shower. Hahahaha. Tp bersih lah gak kayak tolilet yg ada di Hotel Asia.
Lalu setelah pipis gue kembali ke kursi.
Sekitar jam setengah delapan bis tercinta sampai di terminal rawa mangun
Gue ngarep bis ini balik lagi ke dermaga karimun
Kami geng lowbudget traveller menunggu bis ke domisili masing2 di halte arion. Kecuali Ismi. Dia naik mikrolet ke Pulo Gadung.
Gue ama kak frida naik 84. Yang laen naik busway.
Sekitar jam sembilan gue sampe depok.
Maka berakhirlah petualangan lintas kota lintas provinsi dan lintas pulau
Karimun Jawa akankah kita bertemu lagi?

1 komentar:

  1. Which casino sites offer slots games?
    Which 포커 스트레이트 casino sites offer slots 슬롯가입머니 games? · Paddy Power 가상 화폐 란 · 먹튀재판소 Betfair Casino · Sky Bet 슬롯 가입 머니 · Betfair Casino · LeoVegas Casino · Sky Vegas Casino

    BalasHapus